"Ada lima botol air mineral yang dibawa. Melihat api berkobar, klien kami buru-buru mengambil seluruh air mineral itu di dalam mobil lalu menyiramkannya ke kobaran api," terangnya.
Namun, saat kejadian angin bertiup kencang.
Ditambah lagi, rumput di Padang Savana dalam kondisi kering.
Hal tersebut membuat api cepat membesar hingga akhirnya merembet ke Bukit Teletubbies.
"Lima air mineral tak cukup lagi untuk memadamkan api. Sehingga klien kami tak bisa mengatasi kebakaran," urainya.
Disindir Bintang Emon
Ucapan kuasa hukum pelaku prewedding ini membuat greget komika Bintang Emon.
Bintang Emon kemudian memberikan pandangan atas sikap pengacara rombongan prewedding itu.
"Harusnya ya udah minta maaf, udah diem," kata Bintang dikutip dari akun Instagram @bintangemon.
"Ini malah ditambah, nyalahin petugasnya."
"Itu petugasnya udah padamin, udah sesek gara-gara..., masih aja disalahin," kata Bintang.
Bintang kemudian mengatakan, seharusnya kalau ingin menyalahkan orang lain, cari alasan yang lebih masuk akal.
"Kalau mau nyalahin, nyalahin yang lain."
"Nyalahin angin kek," ucap Bintang.
Bintang lantas mengingatkan tentang pentingnya seorang manusia memiliki logika dasar dalam menjalani hidup.
"Kenapa enggak ada peraturan tertulis, kenapa enggak dicek pas masuk, kenapa enggak ditemenin sama petugasnya sampai dalam," kata Bintang menirukan hal yang disampaikan pihak pengacara tersebut sebagai alasan untuk melaporkan petugas TNBTS.
"Karena selama ini yang main ke sana punya logika dasar, punya common senses."
"Tumpukan super duper kering, jangan kena api, kebakaran dia."
"Sama kayak tangan kita, basah, jangan cabut colokan, kesetrum," ujarnya lagi.
Lebih lanjut Bintang mengatakan, bahwa mungkin orang itu juga akan menyalahkan pemerintah seandainya terjadi kecelakaan pada dirinya.
"Sama kayak kita nyeberang, enggak ada aturan wajib harus tengok kanan kiri."
"Tapi logika dasarnya begitu," tutur Bintang.
"Mungkin masnya kalau nyebrang ngebut, lari, jadi pas ketabrak nuntut pemerintah."
"Kenapa enggak dibikin peraturan, kenapa enggak ada petugas Dishub yang temenin saya," imbuhnya.
Mempermasalahkan hal tersebut sebagai dasar untuk melaporkan petugas TNBTS, membuat Bintang yakin hal-hal seperti ini yang akhirnya membuat lahirnya banyak peraturan tidak penting di Indonesia.
"Logika dasar wajib banget dimiliki manusia."
"Yang gue gondok, ini titik awal aturan ribet ini," ucapnya.
"Mungkin kita ngerasa di Indonesia banyak aturan ribet yang dibeberapa titik wajar banget nyogok, ini awal mulanya."
"Ada kebodohan yang harus ditanggulangi oleh peraturan-peraturan," tegasnya. (kompas.com)
(*)