Cak Imin mengungkap alasan utama PKB keluar dari koalisi pendukung Prabowo setelah diubahnya nama KKIR menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Ide perubahan nama koalisi tersebut berasal dari Prabowo Subianto yang diungkapkan saat acara HUT PAN.
Ide perubahan nama koalisi itu disebut Cak Imin tanpa sepengetahuan PKB.
"Di tempat itu tiba-tiba koalisi KKIR koalisi kebangkitan Indonesia Raya tiba-tiba berganti nama tanpa ngajak bicara PKB secara detail menjadi Koalisi Indonesia Maju," kata Cak Imin di Ponpes Al-Aqobah Tebuireng, Jombang.
"Di situ kesimpulannya bahwa akhirnya koalisi khusus bersama Prabowo Muhaimin bisa dikatakan berakhir," lanjut dia.
Tak cukup di situ, Cak Imin juga mengaku sudah feeling kalau hubungan Gerindra dengan PKB mengarah ke tanda-tanda berakhir.
Sebab kata dia, hampir 12 bulan lama menjalin koalisi dengan Gerindra, Prabowo selaku capres yang diusung tak juga mengumumkan namanya sebagai cawapres.
"Bahkan saya feeling aja ketemu salah satu ketua umum yang ada, saya bilang ini kayaknya, tanda-tandanya yang akan dijadikan wapres pak Prabowo ini bukan Ketua Umum PKB ini, nggak jelas posisinya," ujar dia.
Melihat gelagat tersebut, Cak Imin memilih meninggalkan koalisi Prabowo, terlebih perolehan Presidential Threshold Gerindra, PAN, dan Golkar sudah mencukupi.
"Tapi ternyata setelah ada banyak partai yang bergabung, kemudian terlihat ada perubahan yang saling mengisi menjadi ubah, dan itu nampaknya takdir," kata dia.
Cak Imin Terima Tawaran Surya Paloh
Cak Imin mengaku, beberapa hari sebelum deklarasi duet Anies-Cak Imin, dirinya sempat diajak makan malam oleh Ketum Partai Nasdem Surya Paloh secara tiba-tiba.
Cak Imin mengira saat itu Surya Paloh hanya mengajak PKB untuk melakukan penjajakan saja.
"Tiba-tiba, Pak Surya Paloh mengajak pertemuan makan malam. Saya mengira pertemuan ini penjajakan, seperti penjodohan.
Ada proses yang namanya saling bertanya dan saling melihat peluang dan kemungkinan," ujar Cak Imin.