Berita OKI

602 Kasus ISPA Terdata di OKI Akibat Karhutla, 3 Kecamatan Berikut Paling Banyak Penderita

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sebanyak  602 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terdata di Ogan Komering Ilir (OKI) akibat

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Sebanyak  602 kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terdata di Ogan Komering Ilir (OKI) akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Dari 602 kasus tersebut, tiga kecamatan yakni Pangkalan Lampam, Pampangan dan Cengal paling banyak penderita.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes OKI, Mukti Uli Artha mengungkapkan sudah ada 602 kasus gangguan ISPA akibat asap pekat dari kebakaran.

Ulli mengatakan, masyarakat yang terdampak asap kebakaran tak semuanya terserang ISPA. Namun, ada beberapa warga yang terjangkit lantaran lokasinya dekat dengan area kebakaran.

"Data yang diperoleh dari Puskesmas memang paling banyak warga mengalami ISPA dari Kecamatan Pangkalan Lampam, Pampangan dan Cengal karena memang rata-rata asap kebakaran berasal dari sana," tuturnya.

Baca juga: Polda Sumsel Fokus Upaya Pencegahan Karhutla, Sumber Air Mengering Waterboombing Melambat

Dengan kondisi tersebut, pihaknya meminta warga untuk menjaga imun tubuh, terutama untuk memakai masker saat tengah berada diluar ruangan.

"Kami menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar dan jika berada di luar ruangan menggunakan masker supaya tidak terjangkit ISPA," pungkasnya.

Terpisah Bupati OKI, H. Iskandar SE menyebut berdasarkan data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di OKI hingga saat ini masih di bawah nilai ambang batas (NAB) yang ditentukan.

"Seperti data yang kami peroleh kualitas udara masih normal atau nilainya tidak sampai 100," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senen (11/9/2023) siang.

Dikatakan Iskandar, pihaknya telah menginstruksikan instansi terkait agar mulai bergerak membagikan masker kepada masyarakat.

"Kita sudah mulai bergerak dengan giat membagikan masker ke masyarakat. Kita khawatir asap dan pencemaran udara ini dapat mengganggu tubuh kita dan aktivitas kita," ungkapnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

Berita Terkini