"Kalau sering bercanda dengan Rohaya saya jarang lakukan mas. Tetapi saya dan almarhumah Rohaya ini sering ngobrol-ngobrol tentang makan kesukaan yakni ikan," ceritanya.
Pemuda asal Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU ini sendiri mengaku tidak ada firasat terkait meninggalnya istrinya, Rohaya.
"Tidak ada firasat buruk atau firasat apapun, karena istri saya ini sudah mengalami sakit selama tiga bulan," katanya.
Baca juga: Bahagianya Dian dan Siti Akhirnya Anak Sudah Mau Digendong setelah Tertukar, Ada Siasat
Anak Ungkap Kondisi Sang Ibu Sebelum Meninggal
Kepada TribunSumsel.com, Doni menceritakan kondisi sakit yang dialami sang ibu.
Doni mengatakan bahwa sang ibu sudah tiga bulan terbaring sakit.
Nenek Rohaya diceritakan sebelum meninggal dunia sempat terjatuh dan kepala ada benturan.
Namun saat ini sempat dirawat di tempat bidan terdekat dan mulai membaik,
Setelah beberapa lama kemudian, Doni mengatakan bahwa sang ibu tak mampu berjalan dan hanya bisa terbarung di ranjang.
Bahkan untuk makan pun harus disuapkan.
"Sebelumnya ibu saya sempat terjatuh dan kepala ada benjolan. Sempat dirawat oleh bidan desa dan sedikit membaik. Kemudian tak lama dari sana ibu saya tidak mampu lagi jalan dan hanya terbaring di ranjang dan makan disuapi," jelas Doni.
Lebih lanjut, Doni menyampaikan, bahwa Slamet sering tidak pulang ke rumah jadi yang merawat Rohaya selama sakit ini dirinya bersama kelurganya.
"Saat pulang kerja saya sering memberikan makan ibu saya. Terakhir itu saya sedih karena ibu saya tidak mau makan. Biasanya jika saya suapi mau makan na ini tidak mau," ceritanya.
Doni mengaku, ia sendiri yang mengurus karena Slamet ini sering mengambil upahan dan menginap di tempat upahan.
"Saat pulang kerja saya sering memberikan makan ibu saya. Terakhir itu saya sedih karena ibu saya tidak mau makan. Biasanya jika saya suapi mau makan na ini tidak mau," ceritanya.