Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Kasus tewasnya siswa SPN Polda Lampung, Advent Pratama kini meninggalkan kecurigaan bagi keluarga.
Baca juga: Kronologi Siswa SPN Polda Lampung Meninggal, Keluarga Temukan Luka Lebam, Polisi Bentuk Tim Khusus
Diketahui jika keluarga Advent Pratama merasa heran jenazah siswa SPN Polda Lampung tersebut tak diotopsi dengan adanya sejumlah luka lebam.
Dalam facebooknya, Mutiara J Waruwu selaku kakak dari Advent Pratama menyebut siswa SPN Polda Lampung yang meninggal dunia itu adalah adiknya, yang baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri.
Sehingga hal tersebut membuatnya menduga bahwa kasus kematian adiknya yang tidak wajar.
Sebab saat itu jenazah siswa SPN yang meninggal tersebut tak diotopsi lantaran pihak keluarga telah menerima hasil diagnosa tersebut.
Baca juga: Awal Nyonya N Disebut Ratu Narkoba Mulai Bisnis, Kenal Dunia Hitam Saat Menikah dengan Suami Pertama
Baca juga: Sosok Siswa SPN Polda Lampung Meninggal Disebut Akibat Kelelahan, Keluarga Temukan Luka Tak Wajar
Setelah dilakukan autopsi di RS Adam Malik Medan, ditemukan luka-luka tidak wajar di sekujur tubuh korban seperti luka sayatan di bagian jari tangan kanannya, bahkan sejumlah luka lebam di bagian tubuhnya.
Hal tersebutlah yang membuat pihak keluarga dengan meminta kasus kematian Advent Pratama diusut tuntas.
"Bantu viralkan, Baru 3 minggu masuk pendidikan Bintara Polri di POLDA Lampung, adk saya meninggal tidak wajar
Dengan luka robek dan lebam di sekujur tubuh," tulis Mutiara J Waruwu.
"Patut diduga meninggal akibat kekerasan dan Mohon bantuan teman2 utk mem viralkan kejadian ini, ini sgt kejam tak berperilaku kemanusian, Semoga terungkap dengan terang-benderang!," sambungnya.
Advent Pratama Disebut Meninggal Kelelahan Usai Jatuh Saat Apel
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Lampung membenarkan bahwa Advent Pratama Telaumbanua meninggal setelah terjatuh saat apel siang.
Teman sekelas dan pengasuh yang menyaksikan insiden tersebut saat itu langsung memberikan pertolongan dan memanggil petugas medis.
Pada awalnya, Advent Pratama sadar kembali, namun kesehatannya semakin memburuk dan ia kembali pingsan, akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit.