Selain itu, dalam dinamika politik, Yudha menilai tentu saja berbagai kemungkinan bisa terjadi.
Termasuk melakukan kalibrasi ulang terhadap konsensus koalisi politik antara PKB dan Gerindra.
"Ada dua hal yang mungkin bisa ditempuh para partai koalisi pendukung Prabowo. Pertama, melakukan kalibrasi ulang atas Piagam KKIR tanpa menegasikan peran PKB sebagai koalisi awal."
"Dan tentu saja yang kedua, belum terlambat bagi PKB untuk membangun konsensus baru dengan koalisi lama, yakni PDI Perjuangan atau Demokrat,” ujarnya.
Yudha mengingatkan koalisi antara PKB dan Gerindra merupakan sejarah baru bagi kedua partai itu.
PKB sebetulnya memiliki sejarah panjang justru dengan dua partai lain yang kemungkinan besar akan menjadi kompetitornya di Pemilu 2024.
Dua partai kawan lama PKB tersebut adalah PDIP dan Demokrat.
"Ada beberapa pandangan bahwa koalisi gemuk atau tenda besar ini akan menyulitkan distribusi kerja-kerja politik jika kedepan koalisi ini memenangkan pemilu."
"Belum lagi masalah lain yang mungkin muncul dalam proses perjalanan pemerintahan yaitu distribusi kekuasaan," ungkap Yudha. (*)
Sumber: TribunBekasi.com