“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau.
Namun untuk posisi Wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," katanya.
Pasalnya, kata Jansen, jika mereka menang, sebagaimana namanya koalisi perubahan, akan banyak hal yang ingin mereka ubah.
"Dan idealnya cawapres perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu (perubahan)," katanya.
Tak Pernah Menawarkan Diri
Yenny Wahid mengatakan dia tak pernah menawarkan diri untuk menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan.
Dia hanya merespons pertanyaan awak media mengenai kesiapannya bila dipilih menjadi cawapres.
"Saya kan enggak pernah menawarkan diri (menjadi cawapres Anies), saya cuma merespons," kata Yenny di Djakarta Theater, dilansir dari Tribunnews.com.
Ia mengaku tak pernah ambisi untuk menjadi cawapres Anies dan menjadi pesaing AHY, tetapi malah menganjurkan agar keduanya bersatu.
"Saya malah dukung Mas AHY, paling cocok jadi wakilnya Mas Anies," ujar Yenny.
Namun, Yenny enggan menyatakan menolak bila ditawarkan menjadi cawapres mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kita lihat detik-detik terakhir," ungkapnya.
Siap Jika Dipilih Jadi Cawapres
Sebelumnya, Yenny Wahid mengaku siap jika dipilih menjadi cawapres oleh para kandidat capres 2024.
"Sebagai orang yang berkecimpung di dunia politik sudah cukup lama, pasti harus siap untuk menduduki jabatan publik," kata Yenny di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, mengutip Kompas.com.
Yenny mengatakan, jabatan publik perlu diduduki oleh orang-orang yang sudah lama terjun di dunia politik demi membuat perubahan-perubahan positif.
"Karena itu kan memang salah satu tujuan kita adalah untuk menduduki jabatan publik yang strategis agar bisa membuat kebijakan publik, yang membuat perubahan positif di masyarakat," katanya.
Menurut dia, jabatan publik adalah alat yang paling cepat untuk bisa membuat perubahan-perubahan kebijakan di masyarakat.
Ketika seorang politikus melihat ada momentum dan kesempatan, kata Yenny, maka dia harus bersedia ditunjuk jika memang cita-citanya adalah bekerja dalam bidang kebijakan publik.
"Saya juga masuk dalam kategori itu. Tentunya harus siap, harus bersedia, harus menyiapkan diri. Tentunya harus menyiapkan diri," kata Yenny.
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu pun juga mengaku punya kedekatan khusus dengan Anies Baswedan.
"Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anies jadi Rektor saya jadi salah satu dosen. Saya pulang dari ambil Master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," ujar Yenny.
Selain itu, perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh ini mengatakan dirinya juga dekat dengan Ganjar Pranowo karena berada dalam satu komunitas.
"Lalu saya dengan Mas Ganjar, misalnya ya, itu dekat sebagai teman, karena komunitas kita sama. Lalu kemudian suami saya juga di UGM. Jadi temannya Mas Ganjar, sebagai juga teman kami, teman main jadinya," ucapnya.
Dengan Prabowo, Yenny juga mengaku dekat karena suaminya pernah di Partai Gerindra.
"Lalu dengan Pak Prabowo, suami saya dulu di Gerindra. Jadi yang namanya komunikasi ya lancar dengan semua kandidat ini," ujarnya.
Baca berita menarik lainnya klik TribunSumsel.com