"Pertanyaannya kenapa tinggal satu RW, padahal dulunya gubernur berjanji akan memperjuangkan 10 rw tersebut. Kalau semua tidak masuk Palembang tidak masalah, ini kenapa tinggal satu rw yang tidak masuk Palembang dan jadi wilayah Banyuasin," ungkapnya
Jika nantinya tidak ada keputusan dan masih tidak jelas, pihaknya juga berencana menduduki kantor Kelurahan Plaju Darat agar masalah ini jadi perhatian pemerintah.
Sementara itu Kabag Batas Wilayah OTDA Setda Provinsi Sumsel Midrol Firoza yang menemui masa mengatakan, koordinasi sudah dilakukan dan masih dalam proses.
"Kami sebagai fasilitator, kami fasilitasi dan tetap dilaksanakan agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik," katanya
Baca Yasin Hingga Bawa Keranda
Ratusan Warga Tegal Binangun membaca surat yasin hingga membawa keranda mayat saat menggelar aksi demo di depan Kantor Gubernur Sumsel di Jalan A Rivai Palembang, Rabu (26/7/2023).
Aksi Demo Warga Tegal Binangun digelar sebagai wujud penolakan wilayahnya masuk Kabupaten Banyuasin.
Demo ini dilakukan warga Tegal Binangun, Kelurahan Plaju Darat yang tergabung dalam Forum Masyarakat Taman Sasana Patra (TSP) dan Patra Abadi (PA).
Warga Tegal Binangun yang melakukan demo sengaja membacakan surat yasin dengan tujuan agar hati para pemimpin bisa terbuka.
"Kami baca surat yasin biar hati pemerintah terbuka dan mendengarkan aspirasi kami. Kami ingin tetap jadi warga Kota Palembang," kata Warga Tegal Binangun yang turut melakukan aksi Widya disela-sela aksi di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (26/7/2023).
Menurutnya, permasalahan tapal batas wilayah Tegal Binangun yakni melibatkan Pemkot Palembang dan Pemkab Banyuasin sudah lama terjadi sejak tahun 2014 silam.
Saat itu, warga Perumahan Sasana Patra dan Patra Abadi masuk Palembang, namun tiba-tiba diklaim masuk Banyuasin.
Kata Widya, warga di perumahannya memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Palembang, bahkan semua fasilitas seperti air, listrik dan lainya berasal dari Palembang.
"Tidak masuk akal, KTP, KK kami Palembang tapi diklaim sebagai warga Banyuasin untuk tanahnya," katanya
Tak hanya baca surat yasin, masa juga membawa keranda jenazah sebagai simbol penolakan jadi warga Banyuasin dan tetap jadi warga Palembang.