Berikut wawancara khusus dengan Fira
W : Anda alumni PPAN tahun berapa dan programnya kemana
Saya Alumni PPAN tahun 2015, yang tadinya program Canada tapi jadinya ke Tiongkok.
Fira (F) : Dapatnya program ke Canada tapi batal ke Canada, itu ceritanya bagaimana
Setelah ikut rangkaian persiapan ke Canada, ternyata ada pengumuman kalau program Canada di tahun itu tidak bisa berjalan karena sesuatu dan lain hal. Jadi PPAN Canada dialihkan ke Tiongkok, padahal dari sisi durasi, objektif program dan peserta berbeda dari yang direncanakan di Canada.
W : Dengan ikut PPAN ini apakah masih ada efek di kehidupanmu?
F : Pastinya masih. Salah satu hal yang masih sampai sekarang terkait disiplin. Dulu sebelum berangkat ke Tiongkok dikarantina dulu, di Palembang dan Jakarta itu disiplin banget.
Ninggalin kamar tetep rapi, harus on time dan lain-lain. Saya selalu berusaha tepat waktu dan disiplin. Kemudian koneksi itu memang luas, kita nggak tahu bahwa bisa ketemu teman dengan program yang sama dan lain-lain.
Pengalaman yang tidak terulang, apa yang kita dapatkan itu bisa jadi cerita kedepannya. Seperti saya di Columbia University ini banyak orang-orang hebat dan bisa diceritakan ke yang lain.
W : Usulannya apa untuk program PPAN ini agar bisa lebih tersosialisasikan
F : Masalah sosialisasi sudah cukup gencar ke kampus-kampus. Tapi ternyata masih ada juga belum tahu atau belum terekspos. Misal ada yang bilang kamu dapat program ini dari mana, mau dong kalau ada informasi pertukaran pemuda tersebut.
Padahal sebelumnya informasi tersebut sudah kenceng, namun ternyata belum merata kesemua lapisan masyarakat terutama para pemuda. Dari segi pelaksanaan juga sudah ada talk show ke radio, kampus dan lain-lain.
Menurut saya program ini termasuk segmented karena disini juga masih banyak nggak tau. Misal ada yang nanya PPAN itu apa, itu kebanyakan anak-anak ibu kota nanya seperti itu. Tapi kalau anak-anak daerah cukup nggak asing di mereka.
W : Anak Jakarta nggak kedengaran atau seperti apa informasi tersebut
F : Mungkin karena mereka banyak kegiatan kepemudaan dan jauh lebih banyak program kepemudaan yang lain dari pemerintah atau organisasi lainnya. Jadi mereka melihat PPAN ini seperti salah satu opsi pilihan saja, tapi berbeda dengan di daerah yang opsinya terbatas.