TRIBUNSUMSEL.COM -- Mantan sipir berinisial AB (61) membenarkan keterangan aktor Tio Pakusadewo terkait monopoli bisnis di rumah tahanan (Rutan).
Melansir dari Tribunjakarta.com, Senin (8/5/2023) AB menyebut jika monopoi bisnis anak Menkumham sudah berjalan lama.
"Awalnya di Lapas ada koperasi dijalankan pegawai. Tapi dimonopoli yayasan itu semua, alasannya ya pembinaan ke narapidana" kata AB di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (8/5/2023).
Menurutnya saat koperasi yang menjajakan makanan dan kebutuhan sehari-hari dijalankan para pegawai, seluruh keuntungan dibagi rata sebagai penghasilan tambahan.
Tapi, setelah koperasi tersebut diambil alih secara paksa oleh yayasan anak Menteri semua keuntungan masuk ke kantong pribadi, para pegawai Rutan dan Lapas pun hanya bisa gigit jari.
"Ada pegawai yang lagi kredit mobil bak untuk usaha jualan sayur di Lapas. Tapi setelah ada yayasan mobil ditarik, enggak kuat bayar cicilan. Enggak ada pegawai berani melawan," ujarnya.
AB menuturkan para pegawai di rutan dan lapas sebenarnya tidak suka dengan monopoli, karena mereka pun harus membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari di koperasi yayasan tersebut.
Harga yang ditawarkan koperasi yayasan milik anak Menteri pun dapat mencapai dua kali lipat dari harga normal di pasaran, sehingga banyak pegawai keberatan bila harus membeli di sana.
"Rokok misalnya, bisa dua kali lipat. Dari harga Rp25 ribu jadi Rp50 ribu. Kopi Rp5 ribu, tapi gelas kecil. Barang dijual di yayasan macam-macam, makanan, minuman, alat mandi," tuturnya.
Soal kualitas barang dijual, AB menuturkan air minum kemasan yang dijajakan sangat buruk karena merupakan air tanah disuling sehingga hasilnya kadang bagus namun tak jarang buruk.
Menurutnya hanya warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki kantong cekak memilih bejana di sana, sementara WBP berduit seperti kasus tindak pidana korupsi tidak membeli.
"Kalau napi korupsi ya beli dari luar sendiri, mana mau mereka minum air begitu. Intinya di dalam kalau ada duit ya aman, kalau enggak ada terima nasib. Semua butuh duit," lanjut AB.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi kebenaran pernyataan AB kepada Koordinator Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti.
Namun saat dikonfirmasi Rika balik bertanya terkait sosok narasumber yang memberi keterangan tanpa memberi tanggapan atas pernyataan AB kepada awak media.
"Info dari mana, siapa," kata Rika saat dikonfirmasi.