Menurutnya, di kota Palembang harus ada yang mengkoordinirnya dan harus aktif.
Tentunya Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel bisa mengkoordinir itu.
Namun tetap harus diawasi, yang stunting diberi makanan dan dipantau perkembangannya.
Baca juga: Ayo Jadi Kakak Asuh Cegah Stunting, Optimalkan Pertumbuhan Anak
Dengan harapan bisa menekan angka stunting.
" Atas nama pemerintah kota Palembang kami ucapkan terimakasih sudah mendata dari mulai Puskesmas. Mudah-mudahan stunting di kota Palembang bisa menurun atau bahkan tidak ada lagi. Namun memang butuh usaha ekstra," katanya.
Sedangkan Medi Heryanto mengatakan, yang dilakukan BKKBN seperti memberikan pendampingan pada calon pengantin.
Ini yang disebut pencegahan stunting dari hulu, jadi sebelum menikah diberikan edukasi tentang stunting.
"Karena stunting ini kan kemungkinan terjadinya dimulai dari calon pengantin sebagi ibu. Seperti kalau calon pengantin masih muda untuk menunda kehamilan pertama sampai cukup usia," katanya
Kemudian diberi pendamping pada ibu hamil yang mengalami risiko stunting.
Lalu ibu-ibu hamil yang mengalami anemia, termasuk yang beresiko melahirkan anak stunting.
Untuk itu lah perlu dilakukan pendamping. Ibu hamil usia yang terlalu tua juga berisiko, maka perlu pendampingan juga.
Kepada anak yang dalam berisiko stunting juga diberikan pendamping.
"Untuk itu mari sama-sama kita entaskan masalah stunting ini. Bisa berkontribusi dengan menjadi Kakak Asuh yang bisa menghubungi Sriwijaya Post ataupun Tribun Sumsel," katanya.
Sementara itu Amiruddin Sandy mengatakan, bahwa ia pernah mengumpulkan anak dan orang tua yang terindikasi stunting.
Ada anak dikasih minuman kemasan kopi, padahal sebenarnya anaknya bisa dikasih telur.