Berita Palembang

Polemik Pembangunan Lift Jembatan Ampera Palembang, Gubernur Sumsel Buka Suara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sumsel Herman Deru menanggapi Polemik Pembangunan Lift Jembatan Ampera

Mengenai kelayakan lift untuk jembatan Ampera juga sudah disampaikan. 

"Kalau kita melihat histori, jembatan Ampera sudah ada lift. Untuk bobot lift terdahulu 1962-1965 bebannya mencapai  2, 5 ton. Sedangkan sekarang bebannya tidak sampai segitu,” ujarnya. 

Pihaknya juga memiliki komisi keselamatan terowongan jalan dan jembatan, yang sudah melakukan kajian. 

“Kami hitung dak tidak ada perubahan sama sekali. Kami pemeliharaan rutin,” paparnya. 

Selain itu, pemasangan lift juga dilakukan dengan alasan untuk mempermudah pemeliharaan jembatan. 

“Untuk maintanance, kalau keatas menggunakan tangga agak berat. Tapi kalau menggunakan lift dapat mudah. Selain itu, kita juga banyak memperbaiki kondisi kaca pecah. Dilakukan secara bertahap. Dan mengambil barang yang rusak. Kami sampaikan Ampera terkhusus dicatat kementrian PUPR,” tambahnya.  

Khusus di Sumsel ada enam jembatan yang dipantau oleh BBPJN.

Antara lain, Jembatan Ampera, Musi 4, Musi 2, Jembatan Ogan, Jembatan Teluk Baru. Dimana rata-rata umur jembatan sudah diatas 50 tahun.  

Rapat Banmur DPRD Sumsel yang membahas tentang pembangunan lift Jembatan Ampera yang menghadirkan rapat Tim BBPJN serta tim cagar budaya, sejarawan, Rabu (30/11/2022). (TRIBUNSUMSEL.COM/ARIEF)

Sementara itu, ketua komisi IV DPRD Provinsi Sumsel, Holda, meminta agar ada koordinasi antara BBPJN dengan DPRD Provinsi Sumsel dan institusi lainnya termasuk pemerhati sejarah, budayawan serta tim cagar budaya.

Seperti dikemukakan ketua tim cagar budaya Sumsel Syahrizal, dimana pihaknya tidak akan memindahkan seonggok batu bilamana bernilai sejarah.

Apalagi, untuk merubah bentuk ataupun memasang lift di jembatan Ampera.  

“Kalaupun untuk menara pandang. Bisa dibuat ditempat lain. Misalkan restauran ataupun apapun nantinya. Asalkan tempatnya representatif,” kata dia. 

Aufa juga menyebut pihaknya banyak mendapat masukan dan kritik.

 “Seolah kami tim cagar budaya tutup mata dan telinga. Tidak bermaksud gagalkan proses pembangunan. Tetapi kami berbicara tim cagar budaya. Apalagi benda benda yang dianggap cagar budaya, berusia lebih dari 50 tahun tetap terpelihara,” kata dia. 

 

Berita Terkini