Sertu Rizka Nurjanah Meninggal

Sertu Rizka Nurjanah Meninggal Karena Tumor Otak, Ini Gejala dan Dampaknya Bagi Penderita, Waspada

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengenal apa itu penyakit tumor otak yang diderita Kowad TNI Sertu Rizka Nurjanah.

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Aggi Suzatri

TRIBUNSUMSEL.COM- Mengenal apa itu penyakit tumor otak yang diderita Kowad TNI Sertu Rizka Nurjanah semasa hidup.

Sertu (K) Rizka Nurjanah, salah seorang prajurit TNI AD dikabarkan meninggal dunia pada Senin (7/11/2022).

Beberapa tahun belakangan, nama Sertu (K) Rizka Nurjanah menyita perhatian publik setelah mengidap penyakit tumor otak.

Karena penyakitnya itu, Sertu Rizka harus kehilangan penglihatannya dan mengalami kebutaan.

Bahkan Penyakit tumor otak yang diidapnya pun menjalar hingga ke paru-paru.

Baca juga: Riwayat Sakit Sertu (K) Rizka Nurjanah Kowad Meninggal Dunia, Idap Tumor Otak hingga Alami Kebutaan

Riwayat penyakit tumor Sertu (K) Rizka Nurjanah, salah seorang prajurit TNI AD dikabarkan meninggal dunia pada Senin (7/11/2022) (Ig/rizkanurjanah22)

Beberapa waktu lalu ia dijenguk langsung di Rumah Sakit oleh Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa dan istri lantaran menderita penyakit serius itu.  

Bahkan Jenderal TNI Andika Perkasa tak kuasa menahan tangis saat pertemuan di rumah sakit tersebut.

Lantas bagaimana penyakit tumor otak itu sendiri dan bagaimana dampak bagi si penderitanya ?

Melansir dari Mayo clinic, Tumor otak adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal di otak.

Tumor otak diketahui memiliki dua jenis yakni tumor otak ada yang jinak sampai ganas.

Tumor otak jinak adalah tumor otak yang bersifat nonkanker. Sedangkan tumor otak ganas adalah yang bersifat kanker.

Tingkat keganasan tumor otak memengaruhi cepat atau lambatnya pertumbuhan tumor.

Begitu massa tumor tumbuh membesar dan menyerang satu lokasi tertentu, gejala penyakit mulai muncul karena sistem saraf turut terganggu.

Penyebab Tumor otak

Tumor otak primer berasal dari otak itu sendiri atau di jaringan yang dekat dengan tumor. Seperti di selaput penutup otak (meninges), saraf kranial, kelenjar pituitari, atau kelenjar pineal.

Tumor otak primer dimulai ketika sel-sel normal mengembangkan perubahan (mutasi) dalam DNA.

Kemudian DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Mutasi memberitahu sel-sel untuk tumbuh dan membelah dengan cepat, dan terus hidup ketika sel-sel sehat akan mati.

Hasilnya adalah massa sel abnormal yang membentuk tumor.

Pada orang dewasa, tumor otak primer jauh lebih jarang terjadi dibandingkan tumor otak sekunder, dimana kanker awalnya muncul di tempat lain dan menyebar ke otak.

Gejala Tumor Otak

1. Sakit kepala

Sakit kepala adalah gejala awal tumor otak yang dialami sekitar 50 persen penderitanya.

Ciri-ciri sakit kepala karena tumor otak biasanya berupa nyeri yang terus-menerus, serta tak gampang disembuhkan dengan obat penghilang rasa sakit.

Sakit kepala karena tumor otak rasanya juga lebih menyakitkan ketimbang sakit kepala biasa, terutama di pagi hari.

Selain itu, sakit kepala karena tumor otak juga diikuti muntah dan bisa bertambah parah saat digunakan untuk berolahraga, batuk, atau bergerak.

2. Kejang

Tumor otak bisa menekan sel saraf di otak, mengganggu sinyal kelistrikan otak, dan memicu kejang. Kejang biasanya jadi gejala awal tumor otak.

Namun, tanda-tanda ini juga bisa muncul di tahap lain penyakit.

Penyebab kejang lainnya bisa karena masalah saraf, penyakit otak, atau efek samping obat tertentu.

3. Masalah penglihatan

Mengalami masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau kehilangan penglihatan tepi.

Selain itu, Kesulitan menjaga keseimbangan tubuh dan Kesulitan berbicara dan pendengaran.

4. Mudah lupa dan sering bingung

tumor di dua area otak tersebut juga dapat memengaruhi penalaran dan pengambilan keputusan.

Beberapa gejala awal tumor otak yang memengaruhi memori dan penalaran di antaranya susah konsentrasi, mudah bingung, sampai gampang lupa.

Beberapa masalah kognitif tersebut bukan hanya tanda tumor otak. Kurang vitamin sampai gangguan emosional juga bisa menyebabkan masalah kesehatan di atas.

Baca juga: Viral Suami di Cinere Depok Hajar Istri Depan Anak di Pinggir Jalan, Kini Ditangkap Polisi

5. Perubahan kepribadian atau perilaku. 

Munculnya tumor di otak bisa mengganggu fungsi otak, kepribadian, perilaku, sampai mengubah suasana hati penderitanya.

Penderita tumor otak bisa mengalami gangguan suasana hati ekstrem, dari yang sebelumnya baik-baik saja menjadi lebih sensitif tak lama kemudian.

Faktor Risiko Tumor Otak

Penyebab sebagian besar tumor otak belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengalami tumor otak, yaitu:

Usia

Risiko terkena tumor otak meningkat seiring bertambahnya usia. Kebanyakan penyakit tumor otak dialami orang tua yang berusia 85 hingga 89 tahun. Meskipun begitu, beberapa tumor otak lebih sering terjadi pada usia anak-anak.

Radiasi

Paparan radiasi menyumbang sejumlah kecil tumor otak. Beberapa jenis tumor otak lebih sering terjadi pada orang yang pernah menjalani radioterapi, CT scan, atau rontgen kepala.

Riwayat keluarga

Sebagian kecil tumor otak terjadi pada orang dengan riwayat keluarga tumor otak. Bisa juga pada seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan sindrom genetik yang meningkatkan risiko tumor otak.

Komplikasi Tumor Otak

Tumor otak yang parah dapat mengganggu kualitas hidup dan berpotensi menjadi kanker otak.

Kanker otak merupakan penyakit yang lebih serius karena dapat mengancam jiwa.

Pencegahan Tumor Otak

Sayangnya tidak ada cara untuk mencegah tumor otak. Namun, kamu dapat mengurangi risiko terkena tumor otak dengan menghindari faktor risikonya. Contohnya, seperti merokok dan paparan radiasi yang berlebihan.

Berikut cara mencegah tumor otak secara alami:

  1. Rutin melakukan cek kesehatan.
  2. Hentikan kebiasaan merokok.
  3. Menerapkan pola hidup sehat.
  4. Hindari paparan sinar radiasi.
  5. Hindari mengonsumsi makanan berpengawet dan mengandung pemanis buatan.

Baca berita lainnya di google news

Artikel selengkapnya di Halodoc.com

Berita Terkini