Mahasiswa UIN Korban Pelecehan Senior

Pemimpin Redaksi Tribun-Sripo Somasi UIN RF Palembang, Protes Pemukulan Wartawan Sripoku.com

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemimpin Redaksi Tribun-Sripo melayangkan somasi ke UIN Raden Fatah Palembang atas tindakan tak terpuji mahasiswanya menghalangi kerja jurnalistik, Rabu (5/10/2022).

Sedangkan terkait dikabarkan ada korban - korban lainnya, pihaknya  belum dapat informasi korban lain, jika ada silakan laporkan dan pihak UIN akan transparan dan tegas terhadap kejadian ini.

Korban Lapor Polda Sumsel 

Arya Lesmana Putra, korban dugaan kekerasan dan pelecehan saat menjadi panitia diksar UKMK LITBANG UIN Raden Fatah Palembang resmi melapor ke Polda Sumsel.

Korban dugaan kekerasan saat Diksar UKMK LITBANG UIN Raden Fatah Palembang melaporkan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang dialaminya.

Dengan kondisi mata yang bengkak, Arya bersama sang ayah dan sejumlah kuasa hukum  mendatangi Polda Sumsel untuk membuat laporan, Selasa (4/10/2022) malam.

Sebelumnya korban dugaan kekerasan itu sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit  semenjak hari Minggu 2 Oktober 2022 dan kini telah diperbolehkan pulang.

Sosok Arya Lesmana Putra (19) korban pelecehan mahasiswa UIN di Palembang menyampaikan kronologis kejadian melalui video yang diunggahnya. (TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN)

Sigit Muhaimin, kuasa hukum Arya mengatakan kedatangannya untuk melaporkan pelaku yang melakukan tindak kekerasan dan dugaan pelecehan terhadap kliennya.

"Kami melaporkan peristiwa pengeroyokan mahasiswa sebuah UKMK di salah satu Perguruan tinggi di Palembang. Korban mengalami luka lebam akibat pukulan di mata, pipi, dan memar sampai seluruh tubuh, " katanya usai membuat laporan di Polda Sumsel, Selasa (4/10/2022) malam.

Pokok permasalahan yang mendasari pengeroyokan itu berawal dari informasi pamflet yang berisikan biaya mengikuti pendiksaran.

Pendiksaran mulanya hendak dilaksanakan di Bangka Belitung dengan biaya Rp 300 ribu per orang.

Arya saat itu bertugas menjadi panitia diksar bagian konsumsi.

 "Awalnya kegiatan mau dilaksanakan di Bangka Belitung, namun kenyataannya berubah menjadi di Bumi Perkemahan Pramuka Gandus. Para peserta diksar juga diminta untuk membawa sembako masing-masing. Klien kami dengan rasa kegelisahan dan tidak tega kepada peserta, cerita soal itu ke temannya yang ada di organisasi lain, " jelasnya.

Ia menyebut jika kliennya mengingat ada lima orang pelaku utama pengeroyokan namun sejatinya ada lebih dari 10 orang pelaku.

"Tapi biarlah hasil penyidikan nanti yang menjawab, " katanya.

Sigit menambahkan terkait adanya pemanggilan mahasiswa terduga pelaku pengeroyokan oleh pihak rektorat, ia berharap Universitas dapat memberikan sanksi pemberhentian kepada para pelaku jika sudah terbukti.

"Kami harap pelaku tidak hanya disanksi administrasi tapi juga pemberhentian dari kampus, " pungkasnya.

Baca berita lainnya langsung dari google news

 

 

Berita Terkini