Dari republik Baltik hingga Kaukasus dan Asia Tengah, gerakan kemerdekaan dan perselisihan antar-etnis mengguncang struktur dominasi Soviet yang tampaknya tak terkalahkan.
Sementara glasnost membawa gelombang demi gelombang pengungkapan memalukan tentang masa lalu kelam Uni Soviet.
Pada tahun 1989, negara-negara Eropa Timur membuang pemerintah Komunis mereka dan Tembok Berlin diruntuhkan.
Pada tahun 1990, Gorbachev terpilih sebagai presiden pertama dan terakhir dari Uni Soviet, seperti dikutip dari CNA.
Tetapi dalam beberapa bulan, dia harus menghadapi pemberontakan oleh komunis garis keras.
Kudeta Agustus 1991 gagal, tetapi Boris Yeltsin yang menantang yang menghadapinya dan menjadi pahlawan nasional sementara Gorbachev ditahan di bawah tahanan rumah jauh di sebuah resor Krimea.
Segera setelah itu, Uni Soviet menghilang dan dengan itu posisi Gorbachev berakhir.
Dalam op-ed yang diterbitkan di surat kabar pemerintah Rossiiskaya Gazeta pada Desember 2016, beberapa hari menjelang peringatan 25 tahun pengunduran dirinya, Gorbachev mengakui tanggung jawabnya dalam runtuhnya Uni Soviet.
Baca juga: Ternyata Kuat Maruf Sempat Bawa Pisau Emosi Lihat Brigadir J Lecehkan Ibu Putri, Rekontruksi
"Tapi hati nurani saya bersih," tulisnya.
"Saya membela Uni sampai akhir, bertindak melalui cara-cara politik."
Menghadapi pengucilan politik di dalam negeri, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1990 itu memasuki sirkuit kuliah internasional, mendukung penyebab lingkungan, dan membuat kampanye penggalangan dana yang menurut pengamat memalukan untuk Yayasan Gorbachev-nya, termasuk penampilan dalam iklan televisi Pizza Hut.
(*)
Berita ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Mikhail Gorbachev, Mantan Presiden Uni Soviet yang Mengakhiri Perang Dingin.
Baca berita lainnya di google news.