Berita Lubuklinggau

Biasanya Beli Setengah Kilo Sekarang 1 Ons, Harga Cabai Makin Mahal

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Akmal, pedagang cabai di Pasar Satelit Lubuklinggau saat menyortir cabai yang busuk, Minggu (12/6/2022).

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Eko Hepronis

 

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU --Sudah sepekan terakhir harga cabai merah di pasar tradisional Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai Rp90 ribu per kilogram.

Mahalnya harga cabai saat ini membuat banyak ibu rumah tangga di kota ini terpaksa mengurangi pembelian.

Yeni salah satunya, ibu satu anak ini mengaku, akibat naiknya harga cabai saat ini terpaksa membeli cabai secukupnya.

"Biasa beli 1/2 Kg cukup seminggu sekarang belinya 1 Ons, jangan sampai tidak ada cabai di rumah," kata Yeni pada Tribunsumsel.com, Minggu (12/6/2022).

Yeni mengatakan cabai sudah jadi kebutuhan sehari-hari, mahalnya harga cabai saat ini berpengaruh terhadap masakan yang ia buat sehari-hari.

"Biasanya di rumah itu harus ada sambel, tapi sudah empat hari saya kurangi, terus lebih banyak masak yang tidak menggunakan dasar cabai," ugkapnya.

Akmal salah satu pedagang cabai di Pasar Satelit Lubuklinggau mengaku mahalnya harga cabai sudah dari pengepulnya di wilayah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

Mereka membeli cabai tersebut sudah dalam keadan harga tinggi, modalnya saja antara Rp80 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram.

"Karena modalnya sudah mahal jadi wajar kami jual dengan harga Rp90 ribu, belum lagi jumlah susutnya kadang sampai 1 Kg," ujarnya.

Akmal mengaku  naiknya harga cabai saat ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi cuaca, banyak petani gagal panen, sehingga petani yang panen jumlahnya hanya sedikit.

"Stok banyak kosong, terus permintaan meningkat, karena dari daerah Jambi juga nyarinya ke Curup Bengkulu, wajar mahal, permintaan banyak, barang tidak ada," ungkapnya.

Biasanya walau pun cabai mahal, para pedagang di Kota Lubuklinggau tertolong dengan cabai dari Lampung dan Jawa, namun sudah satu bulan terakhir cabai Lampung dan Jawa tidak masuk ke Lubuklinggau.

"Biasanya cukup banyak pilihan, karena ada cabai merah Lampung dan Jawa, seperti Jambi biasanya banyak dari Jawa, karena barang kosong, akhirnya nyarinya ke Curup juga," ujarnya.

Untungnya, meski harga mengalami mahal permintaan masyarakat masih normal, walau pun banyak yang mengurangi pembelian.

"Permintaan stabil tapi sudah seminggu ini ada yang beli sekilo jadi setengah seperti itu, bahkan banyak juga beli 1 Ons," tambahnya.

Sementara Arman pengepul cabai mengaku kenaikan harga cabai ini selain dipengaruhi oleh cuaca musim penghujan disebabkan oleh harga pupuk yang melambung tinggi.

"Harga pupuk sekarang mahal, jadi banyak petani tidak berani berspekulasi, karena mereka takut duit habis untuk modal saat panen ternyata musim penghujan, akibatnya mereka rugi dua kali," ujarnya.

Itu sebabnya saat ini petani cabai hanya sedikit yang panen, karena banyak petani yang menanam cabai alakadarnya saja.

"Karena tidak di pupuk banyak petani yang alakadarnya, balik modal saja mereka bilang sudah untung, karena pertimbangan cuaca dan pupuk yang mulai tidak menguntungkan," ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut Vicky Pria Bertato Burung Hantu di Lubuklinggau, Tewas Dilokasi

Sementara, selain cabai merah, cabai setan juga mengalami kenaikan signifikan yakni mencapai Rp 90 ribu per kilogram, cabai rawit Rp60 ribu per kilogram.

Termasuk bawang merah saat ini naik signifikan mencapai Rp60 ribu per kilogram, dan harga telur Rp 52 ribu perkarpet.

Sementara, komoditi lain yang harganya masih stabil tinggi yakni, bawang putih Rp35 ribu per kilogram, ayam potong Rp 35 ribu per kilogram, ikan nila Rp30 ribu per kilogram

Berita Terkini