Menurut Striker yang mengenakan kostum nomor punggung 29, tim pelatih yang lebih tahu sampai di mana top performa para skuat tim berjuluk Laskar Wong Kito ini.
"Saya pribadi sebagai pemain melihat kekompakan sudah mulai terjalin, terlihat di beberapa ujicoba kemarin Alhamdulillah cukup bagus juga karena melawan tim kualitasnya di atas kita. Tapi itu semua bukan menjadi ukuran. Masih ada kekurangan-kekurangannya," beber bungsu dari 3 bersaudara pasangan Dodo Hamid dan Ai Kartini.
Rudi yang telah banyak pengalaman merumput di tim besar seperti Persib Bandung, Persis Solo, PSIM Yogyakarta dan Sulut United, membenarkan jika nantinya tim diliburkan akan tetap terus latihan di Bandung.
"Ya katanya akan libur. Belum tahu juga kapan. Yang jelas liburnya libur aktif. Mesti melaksanakan latihan sesuai materi yang diberikan tim pelatih," pungkasnya.
Baca juga: Bakal Gelar Laga Ujicoba, Nil Maizar Beberkan Kondisi Tim Sriwijaya FC, Siap di Liga 2 Indonesia
Baca juga: Kabar Duka, Mantan Pemain Sriwijaya FC, Lenglolo Dikabarkan Meninggal Dunia, Pernah Double Winner
Rudiyana sendiri mengaku memiliki kesan dan cerita manis di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.
"Paling berkesan waktu angkat trofi juara ISL bersama Persib Bandung di Jakabaring pada 2014. Itu momen spesial yang tak bisa dilupakan. Awal karir jadi bagian juga juara di Palembang. Ada cerita manis di Jakabaring,” kata mantan striker PSIM.
Pesepakbola beristrikan Shani Zakiyyah yang dipersuntingnya sejak 29 Januari 2017 namanya melejit di klub Sriwijaya FC ketika memulai latihan musim kompetisi 2020 lalu.
Di setiap latihan maupun petandingan ujicoba, Rudiyana kerap membuktikan kepiawaiannya dalam menjebol gawang lawan.
Untuk membantu Sriwijaya FC juara, Rudiyana memiliki target pribadi. Rudi yang menjadikan tanggal pernikahannya sebagai nomor punggung jerseynya ini ingin mengejar sepatu emas Liga 2.
Lama dia tidak menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi. Koleksi gol terbanyak dirasakan saat memperkuat Persis Solo dengan sembilan gol pada 2017.
Setelah itu produktivitasnya menurun. Penurunan ini bukan karena alami kemerosotan kualitas melainkan pergeseran posisi di lapangan.
Posisi Rudiyana saat di Karawang pada 2018 dan PSIM Yogyakarta juga Sulut United selusin berikutnya lebih banyak beroperasi di sektor sayap.
“Pergeseran posisi itu ikut mempengaruhi produktivitas gol. Semoga di Sriwijaya FC saya kembali menempati posisi ideal, yaitu striker.
Dengan begitu saya bisa mewujudkan target mencetak 20 gol semusim. Artinya 10 gol untuk putaran pertama.
Target setinggi mungkin. Yang lebih penting kemenangan tim. Cetak gak cetak gak masalah, yang penting raih 3 poin setiap kali pertandingan," ujarnya.