TRIBUNSUMSEL.COM, MURATARA - Situasi di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pasca pemblokadean Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), kondusif.
Masyarakat yang menolak kebijakan pemerintah daerah setempat tentang larangan pesta malam tidak melakukan blokade jalan susulan.
"Hari ini dan kemarin kondusif, tidak ada aksi susulan, kami sudah mengajak masyarakat berdiskusi," kata Kapolres Muratara, AKBP Eko Sumaryanto, Rabu (19/5/2021).
Eko mengatakan, saat ini jajarannya hingga tingkat Polsek sedang menggalang komentar warga tentang kebijakan larangan pesta malam.
Ternyata kata Eko, mayoritas masyarakat Kabupaten Muratara mendukung kebijakan Pemkab Muratara tersebut demi masa depan generasi penerus.
"Sebenarnya masyarakat banyak yang mendukung, hanya segelintir orang saja yang menolak, nah yang menolak ini sudah kita kasih arahan, pengertian, mereka nurut," katanya.
Bupati Muratara Devi Suhartoni menegaskan tetap melarang masyarakat mengadakan kegiatan hiburan orkes atau orgen tunggal pada malam hari.
"Saya sebagai putra daerah ingin merubah Muratara ini agar jauh lebih baik," kata Devi.
Menurut dia, masyarakat yang menolak larangan pesta malam itu hanya dari empat desa, yakni Desa Karang Anyar, Batu Gajah Baru, Embacang Baru Ilir, dan Desa Lesung Batu.
Sedangkan masyarakat yang memblokade Jalinsum pada Senin (17/5/2021) malam itu hanya di Desa Karang Anyar dan Batu Gajah Baru.
"Penolakan itu hanya dari empat desa, artinya 78 desa dan 7 kelurahan di Kabupaten Muratara setuju degan adanya larangan pesta malam," kata Devi.
Menurut dia, adanya masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan larangan pesta malam itu adalah wajar.
Namun bila ada protes dari masyarakat sebaiknya disampaikan dalam ruang komunikasi, bukan dengan menutup Jalinsum karena mengganggu ketertiban umum.
"Berulang kali saya sampaikan, kita ingin berubah, kalu masih menutup Jalinsum berarti kita belum berubah. Ada yang tidak sepaham, tidak setuju dengan kebijakan kami, mari kita diskusi, jangan menutup jalan, merusak fasilitas, mengganggu ketertiban umum atau tindakan anarkis lainnya," kata Devi.
Devi menegaskan, apabila masih ada warga ingin menutup Jalinsum karena menolak larangan pesta malam, maka dirinya tidak akan menemui warga kembali.