Kini, krisis paling dalam akibat 'tsunami' Covid-19 ini terjadi di kuburan dan beberapa krematorium India yang kewalahan.
Selain itu, banyak pasien yang sekarat dalam perjalanan ke rumah sakit karena kekurangan oksigen, dan juga beberapa tempat pemakaman di ibu kota New Delhi kehabisan ruang.
Timbunan kayu bakar yang mengobarkan api juga terlihat di malam hari di kota-kota lain yang terkena dampak parah.
Di pusat kota Bhopal, beberapa krematorium telah meningkatkan kapasitasnya dari puluhan tumpukan kayu menjadi lebih dari 50.
Namun, pasien yang akan dikremasi masih diharuskan antre selama berjam-jam.
Seperti di krematorium Bhadbhada Vishram Ghat, para pekerja mengatakan, mereka mengkremasi lebih dari 110 orang pada hari Sabtu lalu.
Tetapi, pemerintah di kota yang berpenduduk 1,8 juta jiwa itu justru menyebut jumlah total kematian akibat Covid-19 hanya 10 kasus.
Padahal, pejabat di krematorium mengakui, 'tsunami' Covid-19 itu menyerang penduduknya seperti monster.
"Virus itu menelan penduduk kota kami seperti monster," kata Mamtesh Sharma, seorang pejabat di krematorium tersebut.
Akibat serbuan jenazah itu, krematorium harus melewatkan upacara dengan ritual lengkap seperti yang diyakini umat Hindu.
"Kami hanya membakar mayat saat mereka tiba. Seolah-olah kita berada di tengah perang," kata Sharma.
Di sisi lain, seorang kepala penggali kubur di pemakaman Muslim terbesar di New Delhi juga mengatakan hal serupa.
Ia mengatakan, lebih banyak jenazah Covid-19 yang datang daripada tahun lalu.
"Saya khawatir kita akan segera kehabisan ruang," kata Mohammad Shameem.
Sementara, di 'pusat peperangan' alias rumah sakit, situasi yang ada tidak kalah mengerikannya.