TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mualaf Center Sumatera Selatan (MCSS) yang berada di Jalan Merdeka Palembang ini memiliki tiga kategori yakni mualaf khusus, mualaf Islam dan mualaf yang tergoncang imannya untuk didampingi.
Ketua Mualaf Center Sumsel NyIayu Hj Atika saat hadir di event Sumsel Virtual Fest 2021 yang disiarkan langsung melalui sosial media Tribun Sumsel dan Sriwijaya Post menjelaskan maksud ketiga kategori ini adalah mualaf bukan hanya orang non Islam masuk Islam tetapi ada juga Mualaf Islam dan Mualaf yang tergoncang imannya.
“Jadi di Mualaf Center Sumsel ini ada tiga kategori, yang pertama ada mualaf khusus yakni orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah untuk memeluk agama Islam, mereka datang ke tempat kami bukan karena kami undang,” ujar Nyiayu, Jumat (23/4/2021).
Karena dalam Islam yang namanya membujuk, memaksa menurutnya itu tidak baik jadi kalau ada yang datang ke Mualaf Center Sumsel begitu diketahui mempunyai niat yang tidak baik maka mereka langsung menolak karena ia diberi amanah untuk menyampaikan iman Islam yang kafah.
“Yang datang itu orang-orang yang bener-bener ikhlas ingin masuk Islam,” katanya.
Kemudian yang kedua ada mualaf Islam, menurutnya mualaf adalah orang yang lemah dalam agama Islam. “Contoh di tempat kami ada seorang ibu yang berumur 73 tahun tetapi selama hidupnya tidak pernah menjalankan perintah Allah,” ujarnya.
“Saya tanya ke ibu itu, agamanya apa ternyata Islam tapi gak bisa ngaji, salat pada saat Idul Fitri dan Idul Adha saja. Bacaannya salat gak ngerti. Untuk kategori ini, kami menyediakan tempat yang paling besar justru untu mualaf islam,” jelasnya.
Ia bersyukur tidak menyangka ternyata mualaf Islam yang datang ke Mualaf Center Sumsel yang tadinya tidak bisa mengaji, mereka mulai mengetahui iqra.
“Alhamdulillah ada yang mulai tahu salat. Kami beritahu yang paling mudah dulu sebelum salat itu wudhu dulu. Dan di tempat kami ini tidak memungut bayaran ya untuk semua kategori,” bebernya.
Kemudian yang terakhir ada mualaf yang tergoncang imannya, adalah orang orang yang sudah masuk Islam tapi masih terkenang dengan agama atau adat kebiasaan mereka yang sebelumnya. Ada juga yang begitu baca 2 kalimat syahadat sampai di rumah ditentang oleh orangtua.
“Di Mualaf Center Sumsel ini kami menerima siapapun untuk yang mau masuk Islam tapi yang bener-bener harus ikhlas tanpa paksaan siapapun juga. Ada juga beberapa anak anak yang masuk Islam di tempat kami. Saya tanya kenapa mau masuk islam. Dia jawab tertarik karena orang islam suka berbagi,” katanya mengulang perkataan seorang anak yang ingin masuk Islam.
Kemudian, setelah bertanya kepada si anak, Nyiayu juga bertanya kepada kedua orangtuanya. “Saya tanya lagi apakah orangtua tahu dan kami panggil orangtuanya bertanya apakah ikhlas anaknya masuk Islam, kalau iya harus buat surat pernyataan (ini untuk anak di bawah umur atau masih dibawah pengawasan orangtua) dan pada saat bersyahadat orangtua harus mendampingi anaknya,” jelasnya.
“Anggota kami ada 170 orang ada yang dari dalam dan luar negeri, kalau dari dalam negeri sebelum masuk Islam saya bertanya tentang data dirinya misal kami mau lihat KK dan KTP dan kami mau tahu identitas yang sebenarnya. Yang penting lagi begitu setiap orang masuk Islam saya jelaskan secara detail dan tidak ada tawar menawar dalam Islam contoh puasa dan salat,” ujarnya.
Untuk aktivitas di Mualaf Center Sumsel ini ada pengajian, hafalan ayat-ayat pendek Alquran dan kegiatan ini untuk semu kategori tidak terkecuali.
“Saya buat acara hafalan ayat pendek terutama Alfatiha karena tanpa surat ini salat mereka tidak sah. Setiap hafalan yang bagus saya akan beri hadiah yang membuat mereka semangat,” katanya.
Baca juga: Cerita Tunanetra Yayasan Netra Mandiri Saat Ramadan, Alhamdulillah Tahun Ini Bisa Tadarus Bersama
Baca juga: Warga Palembang Curi Start Mudik, Wawako Fitrianti: Jangan Sampai Covid-19 Jadi Oleh-oleh Saat Mudik