Pemungutan Suara di PALI

Hasil PSU PALI Menunjukkan HERO Tetap Unggul, Ini Pendapat Pengamat Politik Unsri

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik dari Unsri Dr Febrian berpendapat tentang hasil PSU Pilkada PALI, Rabu (21/4/2021).

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG,--Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Febrian mengungkapkan, dengan adanya hasil PSU Pilkada PALI yang menunjukkan hasil tidak jauh berbeda dalam sebelumnya menunjukkan pilihan rakyat tidak menginginkan perubahan dan terkesan bersifat konservatif.

"Kalau pada dasarnya pada kondisi lapangan hasilnya tidak jauh berbeda, pergerakan orang memilih itu bisa karena beberapa faktor, seperti faktor khas yang kadang ia mencuat karena kondisi tertentu.

Misalnya, kalau skupnya semakin kecil, dan orang yang melakukan itu memahami bahwasanya dia memilih karena kondisi itu lalu menang karena gerakannya bisa berpengaruh oleh faktor itu.

Jadi kemungkinan orang berpaling itu lebih sulit, ia lebih menyukai situasi stabil yang tidak banyak perubahan dan lebih konservatif," kata Febrian, Rabu (21/4/2021).

Baca juga: Paslon DHDS Legowo Terima Hasil PSU Pilkada PALI, Ucapkan Selamat Kepada HERO

Menurut Febrian, meski penyebab PSU itu dikatakan ada kecurangan sebelumnya, namun pemilih menilai kondisi dilapangan tetap stabil, sehingga perubahan tidak signifikan terjadi, apalagi peluang tindakan kecurangan kecil dan pengaruh tokoh tertentu tidak ada.

"Itulah yang terjadi di Pali, jadi hasilnya masih tetap dengan jumlah sekian berkaca dari hasil rekap di TPS. Artinya, masih pada pilihan pertama masyarakat melihatnya dengan tidak ada perubahan di PSU, meski sudah mencover atau mengkoreksi karena dianggap kecurangan," tuturnya.

Ia pun menerangkan, siapapun pemenangnya (hampir sudah diketahui) harus didukung semua pihak, karena ini konteksnya demokrasi, finalnya bukan suka atau tidak tapi konsep demokrasi bukan menguasai keseluruhan tetapi jika meraih suara 50%+1.

Baca juga: Klaim Menang di Tiga TPS PSU Pilkada PALI, Mata Heri Amalindo Berkaca-kaca

"Bagi yang kalah harus mendukung sebagai oposisi dalam pemerintahan. Ini pilihan terbaik dan kondisi inilah yang harus diterima, dan yang penting roda pemerintahan harus jalan dengan baik," tandasnya.

Ditambahkan Febrian, dengan dilaksanakannya PSU secara lancar dan aman tanpa pelanggaran yang menonjol, maka akan sulit terjadi PSU jilid kedua nantinya.

"Kalau peluang hukum di MK ia tertutup, kalau upaya lain juga tidak ada upaya hukum untuk memenangkan perkara disarana hukum lain.

Jadi sifat putusan MK itu final dan mengikat, dan saat itu perintahnya PSU, setelah itu selesai dan harus diterima. Selamat dululah bagi pemenang Pilkada PALI," pungkas Febrian.

Berita Terkini