TRIBUNSUMSEL.COM - Meski Pilpres masih bakal digelar pada tahun 2024 mandatang.
Nyatanya, sejumlah tokoh sudah dikaitkan bakal maju menjadi capres di Pilpres 2024 mendatang.
Bahkan sejumlah hasil surveipun sudah keluar.
Pengamat Politik Adi Prayitno tanggapi hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) di Pilpres 2024 mendatang.
Dilansir TribunWow.com, nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto masih menjadi yang teratas.
Begitupun juga para rival terdekatnya masih sama, yakni tiga kepala daerah, mulai dari Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Ridwan Kamil.
Sedangkan beberapa nama lain yang ikut meramaikan adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hingga Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam 'tvOne', Selasa (23/2/2021), Adi Prayitno mengatakan bahwa masih sulit bagi Ganjar, Anies, Ridwan Kamil maupun para calon lainnya untuk mengungguli Prabowo.
Menurutnya, Prabowo sendiri diakui memang memiliki keuntungan menuju Pilpres 2024.
Baca juga: PDI-P Akan Usung Prabowo di Pilpres 2024 Sesuai Perjanjian Batu Tulis, Ini Kata Djarot
Baca juga: Tindakan Tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Terhadap Anggota Polri yang Jual Senpi ke KKB
Baca juga: Ini Tanggapan KPK Terkait Pernyataan Edhy Prabowo Siap Dihukum Mati
Keuntungan tersebut adalah sudah memiiki popularitas yang diperoleh dari tiga kali tampil di pemilihan presiden, yakni pada Pilpres 2009, 2014 dan 2019.
Baik itu sebagai calon presiden maupun sebagai calon wakil presiden.
"Prabowo ini punya tabungan popularitas dan elektabilitas yang lebih dari 10 tahun, sebagai capres dua kali dan pernah menjadi calon wakil presiden," ujar Adi Prayitno.
Oleh karenanya, persaingan ketat antara Anies dengan Ganjar belum bisa mengusik posisi Prabowo.
"Ada dua pendatang baru yang kebetulan itu adalah kepala daerah yang populer, ada Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo," kata dia.
"Cuman memang eletabilitas Prabowo ini kalau dilihat dari dua penguntitnya ini sepertinya Gajar tidak bisa bekerja maksimal atau tidak bisa mengejar cepat Prabowo," imbuhnya.