"Ada satu hal yang selalu terlewatkan dari pembicaraan. Kalau ada berita tentang gempa, hampir selalu kita tanya, berapa skala richter? Lalu dari situ kita lihat dampaknya," terang Anies.
Ia menolak jika banjir tahunan yang terjadi di Jakarta selalu dibandingkan.
Menurut Anies, curah hujan yang turun setiap tahunnya berbeda.
"Tapi kalau hujan, selalu ditanya tahun. Seakan-akan tiap tahun hujannya sama," ungkit mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
"Padahal pertanyaan pertama yang harus diajukan adalah berapa curah hujannya? Dari situ ditakar dampaknya," terangnya.
"Bukan hujan tahun berapa dampaknya bagaimana, tapi curah hujannya," tambah Anies.
Selanjutnya, Anies membandingkan dengan skala richter yang mengukur kekuatan gempa.
Menurut dia, semakin besar kekuatan gempa maka dampak kerusakan yang terjadi semakin dapat dimaklumi.
Ia menambahkan, curah hujan yang turun setiap tahunnya tidak dapat diprediksi.
"Sama seperti gempa, berapa skala richter. Bila skala richternya 3-4 lalu semua gedung hancur, berarti yang bikin gedung bermasalah. Tetapi jika skala richternya 9-10 lalu gedungnya hancur, ya memang kekuatannya besar," kata Anies. (TribunWow.com/Brigitta)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Refly Harun Maklumi jika Anies Digugat Rakyat soal Banjir: Biar Jadi Pelajaran ke Pemprov DKI.