TRIBUNSUMSEL.COM - Banjir yang melanda DKI Jakarta tampaknya membuat nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terus mendapat kritikan.
Sejumlah tokoh mengkritik kebijakan Anies Baswedan terkait menangani banjir.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi banyaknya kritik yang dilontarkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, Minggu (21/2/2021).
Diketahui sejumlah titik di ibu kota dilanda banjir sejak Sabtu (20/2/2021) dini hari.
Anies mengklaim penanganan banjir sudah mencapai 95 persen, tetapi kebijakannya menuai protes dari warga DKI Jakarta.
"Soal banjir ini kita tidak paham kenapa belum ada satu gubernur pun yang mampu menanggulangi soal banjir ini," kata Refly Harun menanggapi hal tersebut.
Walaupun begitu, ia menilai tidak adil jika hanya Anies yang digugat terkait banjir.
Pasalnya beberapa daerah lain yang menunjang DKI Jakarta turut terendam banjir.
Refly menuturkan musibah itu turut menimpa seorang kerabatnya.
"Marilah kita adil juga soal Gubernur DKI. Banjir ini 'kan tidak hanya di DKI, tapi juga di daerah Jabodetabek," komentar Refly.
"Saudara saya yang di Tangerang harus mengungsi ke rumah saudara saya," kata pengamat politik ini.
Selain Anies, Refly juga menyebut nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Diketahui beberapa titik di kedua provinsi tersebut juga kebanjiran.
"Jadi bukan hanya DKI Jakarta saja. Kalau kita mau menggugat gubernur, gugatlah Anies Baswedan dan Ridwan Kamil," kata Refly.
"Gugatlah pula Ganjar Pranowo. Kemarin ada (daerah di) Jawa Tengah yang juga banjir," lanjut dia.
"Jangan-jangan nanti beberapa daerah lain gubernurnya digugat," tambahnya.
Refly memaklumi jika masyarakat DKI Jakarta geram dan hendak menuntut Anies.
Ia menilai gugatan tersebut dapat menjadi pelajaran agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih masif mencegah bencana tahunan itu.
"Tapi it's okay, karena bagaimanapun untuk memberikan pembelajaran juga peringatan kepada Pemprov DKI agar mereka lebih aware dengan banjir," komentar Refly.
"Saya pernah melihat kata-kata Anies Baswedan bahwa curah hujan mereka tidak bisa kontrol, tapi menanggulangi curah hujan tersebut, bagaimana me-manage-nya mereka bisa kontrol," tambahnya.
Baca juga: Biodata Profil Giring Ganesha Plt Ketum PSI yang Kritik Anies Soal Banjir, Akan Nyalon Presiden 2024
Baca juga: Tak Henti Beri Kritikan, Ade Armando Ingatkan Cara Anies Peroleh Kursi Gubernur DKI Saat Lawan Ahok
Baca juga: Menteri PUPR Marah-marah ke Anies Soal Banjir, Ade Armando Sebut Anies Baper ke Jokowi dan Ahok
Anies Minta Jangan Dibandingkan Banjir di Tahun-tahun Lalu
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta masyarakat untuk tidak membandingkan dampak banjir tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Primetime News di Metro TV, Minggu (21/2/2021).
Menurut Anies, hanya tersisa 12 RW yang masih tergenang air di berbagai wilayah ibu kota.
Ia mengklaim hampir seluruh wilayah DKI Jakarta yang terendam banjir sudah dapat ditanggulangi.
"Sesegera mungkin kita tuntaskan, ini lebih dari 95 persen tertangani," klaim Anies Baswedan.
Anies menjelaskan pihaknya hanya dapat bekerja setelah hujan turun untuk menanggulangi dampaknya, bukan sebelum hujan turun.
Ia lalu membandingkan banjir yang dialami dengan bencana alam gempa.
Menurut Anies, parameter dampak gempa selalu diukur dengan skala kekuatan yang sama, yakni skala richter.
"Ada satu hal yang selalu terlewatkan dari pembicaraan. Kalau ada berita tentang gempa, hampir selalu kita tanya, berapa skala richter? Lalu dari situ kita lihat dampaknya," terang Anies.
Ia menolak jika banjir tahunan yang terjadi di Jakarta selalu dibandingkan.
Menurut Anies, curah hujan yang turun setiap tahunnya berbeda.
"Tapi kalau hujan, selalu ditanya tahun. Seakan-akan tiap tahun hujannya sama," ungkit mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.
"Padahal pertanyaan pertama yang harus diajukan adalah berapa curah hujannya? Dari situ ditakar dampaknya," terangnya.
"Bukan hujan tahun berapa dampaknya bagaimana, tapi curah hujannya," tambah Anies.
Selanjutnya, Anies membandingkan dengan skala richter yang mengukur kekuatan gempa.
Menurut dia, semakin besar kekuatan gempa maka dampak kerusakan yang terjadi semakin dapat dimaklumi.
Ia menambahkan, curah hujan yang turun setiap tahunnya tidak dapat diprediksi.
"Sama seperti gempa, berapa skala richter. Bila skala richternya 3-4 lalu semua gedung hancur, berarti yang bikin gedung bermasalah. Tetapi jika skala richternya 9-10 lalu gedungnya hancur, ya memang kekuatannya besar," kata Anies. (TribunWow.com/Brigitta)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Refly Harun Maklumi jika Anies Digugat Rakyat soal Banjir: Biar Jadi Pelajaran ke Pemprov DKI.