Direktur RSUTP Abdya itu lebih lanjut menjelaskan, peristiwa itu setelah Anna Mutia habis tugas piket perawat di Ruang Rindu E sekira pukul 8.00 WIB, Senin pagi. Ia pulang ke rumah di Desa Alue Pisang, Kecamatan Kuala Batee melintasi jalan potong (jalur alternatif) dari Desa Ujong Padang, Susoh menuju Desa Ie Mameh, Kuala Batee.
Korban mengendari sendiri sepmor, sedangkan seorang temannya yang lain menggunakan sepmor yang lain juga melintasi jalan yang sama atau jalan searah.
Teman korban melaju di depan, sementara korban mengikuti di belakang.
Baca juga: Amukan Pengantin Wanita saat Berlutut di Depan Mertua, Tamu Undangan Ditampar, Terkuak Faktanya
Menurut Ismuha, ketika teman yang melaju seorang diri di depan memantau melalui kaca spion ternyata Anna tidak terlihat lagi di belakang.
Lalu, memutuskan putar arah untuk melihat rekannya yang hilang dari pantauan.
Tidak berapa jauh balik ke belakang, Anna Mutia ditemukan tergeletak atas permukaan aspal jalan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan kondisi luka sangat mengenaskan.
Darah masih mengalir di atas aspal dan serta tangan korban putus total ditemukan terpisah dengan badan dengan jarak sekitar 3 meter.
Tidak lama, sejumlah pelintas dari dua arah tiba lokasi jalan desa tanpa penghuni itu, suana pun menjadi heboh.
Beberapa warga menangis sambil menjerit melihat kondisi luka dialami korban sangat mengenaskan dan tidak sadarkan diri.
Korban juga seorang perawat itu dibawa ke Ruang IGD RSUTP, jarak sekitar 1,5 km dari lokasi kejadian.
Direktur RSUTP Abdya, dr Ismuha SpB mengakui bahwa luka pada lengan yang putus terjadi pendarahan hebat.
“HB-nya turun drastis. Lalu, kita transfusi darah sebagai penanganan darurat,” katanya.
Korban dirujuk ke Banda Aceh pada Senin siang, sekitar pukul 11.30 WIB.
“Lengan korban yang telah putus juga dibawa sekalian. Mudah-mudahan bisa disambung kembali,” ungkapnya.
Belum terungkap penyebab tangan perawat itu putus total sehingga seperti dipantau Serambinews.com di kalangan masyarakat bekembang beragam dugaan dengan motif berbeda.