“Dia sudah lama butuh uang untuk bayar kos dan untuk kuliah, selama ini saya tidak punya uang.
Makanya saya berencana bila sudah ditransfer saya langsung ke Medan, kasihan dia,” katanya lagi.
Ingin Bawa Pulang Keluarga ke Aceh
BS, lahir di Desa Kedataran Gabungan, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara 1975.
Ia merantau ke Jakarta tahun 1994, beragam profesi pernah digelutinya, termasuk menjadi calo tiket hingga akhir tahun 2015 lalu.
Pekerjaan itu akhirnya ditinggalkan karena harus bersaing dengan penjual tiket online.
Ia pun banting setir menjadi ojek online.
Awalnya pendapatan lumayan, namun setahun terakhir pendapatan tidak lagi menopang kebutuhan keluarga.
Ia juga mencoba menambah pendapatan dengan menjadi pencari kerang sampai kakinya terluka dan juga membawa kotoran bebek agar anak dan istri tetap makan.
Apalagi di tinggal di kawasan kota besar seperti Tangerang semua barang harus dibeli dan mahal.
“Saya benar-benar tak sanggup lagi, saya tak ingin korban anak dan keluarga dengan pendapatan tak menentu.
Makanya saya berencana dengan uang Rp 6 juta itu ingin bawa pulang keluarga ke Aceh Tenggara, ibu saya masih hidup, kalau bapak sudah meninggal dunia,” ungkap BS.
Ia merasa usahanya selama 26 tahun di pulau Jawa tidak membuah hasil.
Ia berencana ingin mencari pekerjaan di kampung halaman. Walau hidup sederhana yang penting anak dan istri mendapatkan kebutuhan layak.
BS juga mengaku, telah menikah dua kali, dari istri pertama memiliki tiga anak. Sedangkan dengan istri kedua sudah dikarunia empat orang anak.
Ditetapkan sebagai tersangka Penyelundupan Manusia