"Nanti takutnya dukungan sudah turun, tapi tidak bisa daftar, dan kita masih mencari informasi soal itu. Tapi insya allah tidak bergeser dari petahana (koalisi dengan Kuryana Azis), meski ramai ada kandidat lain Eddy yusuf- Helman. Tapi yang jelas, kami ingin arah dukungan kami jelas," tuturnya.
Yudha pun tak menampik, jika partai Golkar sebenarnya telah menyiapkan opsi- opsi untuk Pilkada OKU, termasuk untuk pengganti (Johan) jika tidak bisa mencalonkan diri, salah satunya menyiapkan anggota DPRD Sumsel fraksi Golkar dari Daerah Pemilihan (Dapil) V OKU- OKUS Andie Dinieldie alias Andie Gondang.
"Sebenarnya saudara Andie telah memengang surat mandat dari DPP, namun beliau tidak ambisi. Surat tugas itu untuk mencalonkan sebagai kepala daerah atau wakil Bupati, tapi ia (Andie) tidak ambisi meski surat masih berlaku hingga sekarang," tegasnya.
Selain itu, partai Golkar untuk Pilkada OKU selama ini diterangkan Yudha, dari awal tidak membangun koalisi, mengingat hubungan atau komitmen dengan Kuryana (Bupati) sudah baik dan komitmennya, sehingga akan tetap berkoalisi di Pilkada 2020.
"Kami setuju (koalisi kembali) Johan pasangan dengan Kuryana, tapi dengan catatan, kami minta garansi status hukumnya. Jangan sampai nanti telah ditetapkan saat daftar tidak bisa jadi calon, maka akan susah cari pengganti dan kami sepertinya last minute dukungan di OKU, hingga ada keputusan final pihak kepolisian," pungkasnya.
Sekedar informasi, Johan Anuar sempat ditahan Polda Sumsel, pada 14 Januari 2020 lalu, setelah dua kali ditetapkan sebagai tersangka dugaan markup dana kuburan, namun pada 12 Mei 2020 Johan bebas penahanan.