TRIBUNSUMSEL.COM - Nasib Tragis Mahathir Mohamad Seusai Khianti Anwar Ibrahim, Kini Mahathir Ngaku Dikhianati Muhyiddin
Polemik politik pemerintahan Malaysia kini memasuki babak baru.
Sebelumnya, tampak terjadi perselisihan antara mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad dan politikus senior Anwar Ibrahim.
Perseteruan itu tercium saat Anwar Ibrahim merasa telah dikhianati Mahathir Mohamad karena ingkar janji.
Kini, Mahathir pun merasakan hal yang sama. Terkhianati oleh sesorang untuk kekuasaan di Malaysia.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad secara terang-terangan menyebut Muhyiddin Yassin sebagai seorang pengkhianat.
• Cara Urus STNK Motor/Mobil Hilang atau Rusak, Berikut Penjelasan Rinci yang Mudah Anti Ribet
Mahathir Mohamad mengatakan dia merasa paling dikhianati oleh Presiden Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin ketika ditanya tentang kekacauan politik di Malaysia saat ini.
Setelah seminggu kekacauan politik, Yang di-Pertuan Agong telah mengumumkan Muhyiddin sebagai Perdana Menteri Malaysia baru.
• Ini Fakta Sebenarnya Soal Viral Foto Pria yang Pukul Sopir Ambulans Katanya Anggota DPR
Meski begitu, Mahathir mengklaim dia memiliki dukungan mayoritas dari anggota parlemen Dewan Rakyat.
Dikutip dari Malaysia Kini, Muhyiddin dilantik pada Minggu (1/3/2020) pukul 10.30 pagi waktu setempat.
"Saya merasa dikhianati, kebanyakan oleh Muhyiddin. Dia sudah mengerjakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil," kata Mahathir
Diyakini bahwa langkah untuk membentuk "pemerintah pintu belakang" diprakarsai oleh mantan Wakil Presiden PKR, Azmin Ali dan Muhyiddin, bersama dengan Umno dan PAS.
Langkah ini mendorong Mahathir untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri, meskipun ia kemudian diangkat kembali sebagai perdana menteri sementara.
Dia juga menanggapi pertanyaan wartawan apakah dia kesal dengan Azmin.
"Dia (Azmin) memiliki agendanya sendiri," kata Mahathir.
Sementara itu, Mahathir Mohamad juga mengatakan dia mendesak Muhyiddin untuk menunggu sampai setelah pengadilan pidana para pemimpin Umno diselesaikan, sebelum mempertimbangkan kerja sama dengan Umno.
Kabar Terbaru Polemik Politik Malaysia: Pemilihan PM Diadakan 2 Maret, Mahathir Kembali ke Bersatu (Instagram @chedetofficial @pauliusstaniunas)
"Muhyiddin bilang dia bersedia menerima Umno en blok."
"Saya bilang saya tidak bisa setuju, karena saya menolak untuk bekerja dengan orang-orang yang masih menghadapi persidangan di pengadilan pidana."
"Karena itu, saya mengimbau (untuk menunggu sampai) persidangan selesai. Jika mereka tidak bersalah, ya, tetapi jika mereka bersalah saya tidak dapat bekerja dengan mereka," kata Mahathir dalam konferensi pers di Yayasan Al Bukhary di Kuala Lumpur, Minggu pagi, dikutip dari Malaysia Kini.
Mahathir mengatakan, Muhyiddin telah berusaha membujuknya untuk memutuskan kerja sama dengan DAP.
Hal itu karena dia percaya kerugian di pemilihan umum Semenyih, Tanjung Piai dan Kiwanis adalah kesalahan DAP.
"Orang Melayu percaya bahwa DAP mengendalikan pemerintah, bahwa saya disebut di bawah ibu jari Lim Guan Eng (Sekretaris Jenderal DAP)."
"Ini tidak benar, tetapi ini adalah kemampuan Najib Abdul Razak bahwa mereka tidak lagi melihat Najib sebagai yang salah, mereka siap untuk mencium tangan Najib," kata Mahathir.
Namun, kata Mahathir, Muhyiddin terus berusaha membujuknya untuk memimpin Bersatu keluar dari Pakatan Harapan, katanya.
Mahathir mempertanyakan mengapa ia harus meninggalkan Pakatan Harapan yang memberinya dukungan penuh hanya untuk menerima Najib.
"Saya bersedia menerima (individu) anggota Umno tetapi tidak secara terpisah."
"Sebaliknya, Ahmad Zahid Hamidi (presiden Umno) ingin bergabung dengan pemerintah persatuan ini sebagai Umno. Ini, saya tidak bisa menerima."
Muhyiddin Yassin Perdana Menteri Malaysia Baru yang dilantik pada Minggu (1/3/2020) (Bernama)
"Jika kita tidak percaya pada DAP, kita harus menemukan cara untuk memperkuat Bersatu," katanya.
Mahathir mengatakan, dia prihatin bahwa jika pemerintah baru dipasang dengan Najib di dalamnya, itu mungkin mempengaruhi keputusan tertentu yang dibuat oleh pengadilan.
Ketika dia meminta lebih banyak waktu, kata Mahathir, sampai setelah pengadilan pidana para pemimpin Umno diselesaikan.
Muhyiddin mengatakan kepadanya "politik lebih penting daripada prinsip".
"Tapi Muhyiddin mau menerima apa saja. Dia mengatakan politik lebih penting daripada prinsip."
"Dia berkata akankah aku mendukungnya, aku berkata aku tidak punya pilihan, apakah aku mendukungnya atau tidak, tidak relevan."
"Dia berkeliling dan mengatakan saya mendukung pencalonannya sebagai perdana menteri," kata Mahathir.
Tetapi selama pertemuan dewan tertinggi Bersatu Minggu lalu, Mahathir mengatakan dia telah meminta dewan untuk tidak membuat keputusan untuk meninggalkan Harapan.
"Tetapi pada akhirnya, Bersatu memutuskan untuk meninggalkan Harapan."
"Dengan itu, Harapan telah kehilangan mayoritas dan tidak bisa menjadi pemerintah lagi," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id