saya mewakili teman teman di hongkong yang sama sama berasal dari palembang.
menyampaikan kepada bapak,,
kami disini butuh bantuan MASKER PAK,,kita kekurangan masker,,stok di hongkong pun juga tidak ada,,ditambah lagi dengan banyaknya masyrakat indonesia yang ada di hongkong semua kekurangan masker malah dijadikan atau di manfaatkan oleh oknum oknum dari indonesia dengan mrnaikan harga harga masker dari indonesia yg tadinya cuman 50 skrng jadi 150,bahkan lebih.
kami disini sangat kuatir pak,dengan adanya VIRUS CORONEA yang ada di hongkong karena suda bnyk korban yang meninggal,
dan di hongkong juga ada bantuan pembagian masker geratis dari pihak KJRI hongkong,,tapi cuman seadanya,sedangkan masuarakat indonesea jutaan ribu di hongkong. (ehdi)
Mahasiswa China Pulang Kampung
Keinginan Adam Amrismafasyah (20), yang merupakan mahasiswa kelahiran Prabumulih tinggal di Kota Xuzhou Cina untuk pulang kampung akhirnya terwujud.
Adam bersama rombongan tiba di tanah air pada Sabtu (01/02/2020), tepatnya sekitar pukul 17.00 mendarat di bandara Sultan Mahmud Badarudin II.
"Kami bersama rombongan tiba di Palembang pukul 17.00, ini allhamdulillah sudah di rumah," ungkap Adam ketika dihubungi via Whatsapp, Minggu (2/2/2020).
Adam menceritakan, setelah tiba di bandara SMB II dirinya dan rombongan mendapat pemberitahuan dari pihak bandara agar tidak turun dari pesawat karena akan ada pemeriksaan kesehatan.
"Jadi disebutin nama saya buat gak turun pesawat terlebih dahulu, kemudian dibawa ke suatu ruangan untuk periksa kesehatan. Hasilnya normal sehat," kata Adam.
Pemeriksaan dilakukan petugas kesehatan di bandara tersebut menurut Adam dilakukan sekitar 15 menit tiap orang.
"Kami rombongan dan semuanya negatif, sehat semua tapi tetap dalam pengawasan dinas Kesehatan," bebernya seraya mengaku dirinya langsung pulang ke Desa Tebat Agung Kecamatam Rambang Dangku Kabupaten Muaraenim.
Alumni SMA 1 kota Prabumulih ini mengaku dirinya pulang kampung dengan sedikit tidak nyaman lantaran ada perbedaan perlakuan ketika ia pulang seperti biasa, dimana ada pertanyaan-pertanyaan yang kesannya mencibir dan rasa tidak suka dirinya pulang.
"Semua (keluarga dan tetangga) tau saya pulang, emang kerasa adanya beda perlakuan, kalau kesal ngak ada tapi ada pertanyaan-pertanyaan yang rada-rada mencibir terus seolah-olah ga suka aku pulang," keluhnya.
Terkait hal itu Adam dan keluarga berharap dan pengen adanya pemeriksaan lebih mendalam dari pihak kesehatan sehingga benar-benar ada bukti valid jika dirinya sehat.
"Aku pengennya ada pemeriksaan yang lebih mendalam jadi bisa benar-benar ada bukti valid buat buktiin ke orang-orang kalau saya sehat," lanjutnya.
Adam menuturkan, keluarga menginginkan ada pemeriksaan yang lebih rinci, sehingga memang merasa dan ada perhatian dari pemerintah.