Cerita Khas Palembang

Mengenal Sejarah Kesenian Wayang Kulit Palembang, Ini Perbedaannya dengan Wayang Jawa

Penulis: Linda Trisnawati
Editor: Wawan Perdana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ki Agus Wirawan Rusdi saat memainkan wayang kulit Palembang di Gunz Cafe beberapa waktu lalu.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Palembang memiliki berbagai kesenian seperti Wayang Kulit Palembang.

Hanya saja Wayang Kulit Palembang ini masih belum dikenal luas oleh masyarakat.

Untuk itu Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) Mgs Iqbal Rudianto mengandeng Dalang Wayang Palembang Ki Agus Wirawan Rusdi untuk tampil di Gunz Cafe yang ada di Jalan Tasik, Kambang Iwak.

"Ini pertama kalinya Wayang Kulit masuk cafe," kata Ki Agus Wirawan Rusdi atau yang disapa Wirawan beberapa hari lalu.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa kalau tampil di mal, museum, tempat resmi dan tempat umum lainnya sudah sering.

Tapi kalau untuk tampil di cafe ini baru pertama kalinya.

Wirawan tampil hanya sekitar 15 menit saja.

Namun meskipun begitu ia tampil dengan baik dan terlihat pengunjung yang ada di Gunz Cafe senang dengan adanya pagelaran Wayang Kulit tersebut.

Wisata Bukit Pendape Muba, Menikmati Keindahan di Puncak Tertinggi Kabupaten Muba

"Ia saya cukup senang bisa tampil di sini, memperkenalkan Wayang Kulit Palembang ke anak-anak muda. Sebab kalau di cafe ini kan banyak anak-anak muda, jadi sekaligus memperkenalkan Wayang Palembang ini," ungkapnya.

Ia pun menceritakan, bahwa mengeluti Wayang Kulit Palembang ini sejak 2004 hingga kini masih tetap aktif memainkan Wayang Kulit Palembang.

"Berdasarkan cerita dan catatan di Museum Wayang di Jakarta, bahwa wayang kulit sudah ada sejak abad ke 17 masehi. Pertama bukti fisik wayang kulit ada di Museum Wayang Jakarta," katanya.

Namun menurutnya, wayang kulit baru masuk Palembang pada tahun 1900an yang merupakan budaya kulturasi dari kesenian wayang Jawa. Sebab pada dasarnya budaya Palembang dan Jawa memiliki kesamaan tertentu.

"Kesenian wayang kulit Palembang ini diperkenalkan oleh kakek saya yaitu Abdul Rasyid (alm), seorang dalang sekitar tahun 1950. Kemudian dilanjutkan oleh ayah saya Rudi Rasyid pada 1980 dan kini saya yang meneruskannya," ungkapnya.

Pulau Emas di Tengah Sungai Musi Tebing Tinggi Akan Dibangun Taman Agrowisata

Menurutnya, perbedaan Wayang Jawa dan Wayang Palembang ada dari segi dialog, kalau Wayang Kulit Jawa memakai bahasa Jawa sedangkan Wayang Kulit Palembang menggunakan bahas Palembang.

Kemudian dari ciri khasnya lewat pakaian yang warnanya tidak ada di Jawa. Kalau Palembang dominan warna merah dan hijau.

Halaman
12

Berita Terkini