Heboh banyak Sapi Mati, Muncul Tuduhan Diracun Orang Untuk Dapat Harga Murah

Editor: Prawira Maulana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi sapi.

Warga resah

Pedagang Sapi Kurban di Pasar Hewan Sampang, Desa Aing Sareh Kecamatan/Kabupaten Sampang, Jumat (12/8/2019). (tribun jatim/hanggara pratama)

Warga Desa Nyawangan, Kecamatan Sendang, Tulungagung  dibuat resah karena sejumlah sapi mati mendadak dalma rentang waktu dua bulan ini.

Isu liar yang berkembang, sapi yang mati mencapai 30 ekor.

Isu ini berkembang liar di media sosial, hingga menimbulkan ketakutan warga.

Setiap malam warga berjaga-jaga keliling kampung, menjaga kandang-kandang sapi.

"Memang ada sapi yang mati, tapi jumlahnya tidak sampai 30 ekor.

Dari yang kami data hanya ada delapan ekor," ujar Sabar.

Sabar mengungkapkan, enam ekor di antara sapi yang mati ada di Dusun Puthuk.

Kematian sapi ini terjadi sejak dua bulan lalu.

Mati diracun

Pimpinan PT Santosa Agrindo (Santori), anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), mitra peternak dan media melihat sapi jenis F1 Nelore yang dikembangbiakkan. (surya.co.id/galih lintartika)

Kepala Dusun Puthuk, Desa Nyawangan, Sutikno membenarkan ada enam sapi di wilayahnya mati mendadak.

Dari ciri-cirinya sapi itu memang mati karena racun.

Sebelumnya sapi dalam kondisi sehat, tiba-tiba melenguh sangat keras, kemudian ambruk, berdiri lagi, ambruk lagi kemudian mati.

"Ada yang mulutnya berbusa atau lidahnya keluar. Ciri-ciri itu biasanya karena racun," ucap Sutikno.

Ciri-ciri ini berbeda dengan sapi yang sakit, yablng biasanya perutnya dalam kondisi melembung berisi udara.

Halaman
1234

Berita Terkini