TRIBUNSUMSEL.COM, PAGARALAM-Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam melalui Dinas Pertanian telah merealisasikan program yang sangat ditunggu petani kopi di Pagaralam yaitu program satu juta stek kopi atau sambung pucuk.
Untuk diketahui program stek kopi menjadi salah satu janji politik Alpian Maskoni dan Muhammad Fadli (AlFad) pada Pilkada 2018 lalu.
Bahkan pasangan Walikota dan Walil Walilota Pagaralam periode 2018-2023 diyakini program ini dapat meningkatkan kesejahteran masyarakat Pagaralam yang mayoritas petani.
Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni mengatakan, Pemkot Pagaralam mengalokasikan dana sebesar Rp 2,4 Milyar untuk program ini.
Dana yang ada bersumber dari APBD Kota Pagaralam tahun 2019.
"Dana tersebut diperuntukan untuk pembiayaan program stek kopi ini."
"Petani akan menerima bantuan serta alat-alat stek seperti pisau opulasi, plastik sungkup, gunting serta gergaji potong," katanya.
Setelah itu jika stek kopi tersebut sudah hidup maka baru biayanya akan diberikan kepada petani penerima bantuan tersebut.
"Jadi petani bukan menerima bantuan dalam bentuk bibit, melainkan pemerintah akan membayar bibit tersebut bila stek tersebut dipastikan hidup," jelasnya.
Dengan anggaran tersebut petani penerima bantuan tidak hanya mendapatkan bantuan pembelian bibit saja namun juga akan dibantu peralatan.
Perlu diketahui, dalam pembiayaan bibit itu nantinya yang dihitung adalah batang yang distek bukan berapa jumlah stek itu sendiri.
"Jadi jika satu batangnya ada tiga pucuk stek dan semuanya hidup maka tetap akan dihitung satu batang kopi yang di stek saja," jelasnya.
Ditambahkan Walikota, program ini juga bertujuan agar hasil panen kopi di Pagaralam bisa meningkat.
Bahkan dikabarkan dengan sistem stek petani tidak lagi harus menunggu satu tahun sekali untuk panen.
Petani bisa panen setiap minggu jika telah memberlakukan sistem stek.