Golkar Sumsel Bergejolak, Fatra Geser Posisi Yansuri, Iskandar Cs Ngadu ke DPP Golkar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Logo Partai Golkar

Yulizar mengatakan, posisinya sebagai Ketua Bapillu Golkar wilayah Sumsel II digantikan orang yang berasal dari kader partai lain.

"Ini jelas ada pelanggaran AD/ART, pemecatan ini mengingat SK sudah ada sejak Juli lalu. Artinya fungsi sekretris juga dipertanyakan dan ini menjadi partai tidak baik, sehingga kami minta sekretaris juga diganti, bukan kami saja, termasuk yang tidak aktif, harus dievaluasi," pungkas mantan Ketua AMPI Sumsel dua periode ini.

Sebelumnya Ketua DPD I Golkar Sumsel Alex Noerdin membantah ada gejolak internal Partai Golkar Sumsel terkait rekomendasi nama-nama calon Ketua DPRD Sumsel periode 2019-2024. Golkar berhak menduduki kursi ketua setelah meraih kursi terbanyak pada Pileg 2019 lalu.

Alex juga membantah tujuh pengurus harian DPD Golkar Sumsel dipecat dari jabatannya untuk memuluskan jalan Fatra Radezayansyah, menantunya, menduduki kursi Ketua DPRD Sumsel.

Tujuh pengurus harian tersebut, Iskandar Syamwell, Engga Dewata, Rozak Amin, Eli, Fatimah Syamsul, Hendrik, dan Yulizar Dinoto.

"Tidak ada pemecatan, mereka (tujuh pengurus) naik jabatan menjadi Dewan Penasehat DPD Golkar Sumsel," kata Alex, Minggu (25/8).

Gubernur Sumsel periode 2008-2018 ini, enggan mengomentari soal desas-desus Fatra yang diusulkan menjadi salah satu kandidat Ketua DPRD Sumsel karena semua telah dilakukan pleno bersama perwakilan DPP.

"Sudah diusulkan delapan nama untuk calon Ketua DPRD Sumsel nanti. Kalau saya memaksakan (Fatra) diusulkan, buktinya ada delapan nama. Jadi siapa yang terpilih dan mendapat mandat DPP nanti, patuhi saja. Jadi tidak usah ngotot-ngototlah," pungkas Alex.

Delapan calon Ketua DPRD Sumsel yang diusukan ke DPP Golkar yakni Anita Noeringhati, David Al Jufri, Fatra Radezayansyah, Hasbi Asidiki, Linda Syarofi, Medi Basir, Nadia Basyir, dan Yansuri. (arf)

Berita Terkini