TRIBUNSUMSEL.COM -- Mimpi masa kecil Enzo Zenz Allie untuk menjadi anggota komando pasukan khusus (Kopassus).
Nampaknya harus menempuh jalan terjal, pasca Enzo terancam diberhentikan sebagai taruna Akmil.
Enzo mendadak jadi sorotan setelah dirinya muncul sebagai taruna terbaik yang mempunyai banyak kelebihan.
Bahkan Panglima TNI memberikan pujian langsung kepada Enzo merupakan anak blasteran Perancis-Indonesia.
Dari sinilah muncul perbincangan publik yang akhirnya menguak kisah Enzo diduga simpatisan HTI.
Hizbut Tahir Indonesia (HTI) diketahui merupakan organisasi yang dilarang pemerintah Indonesia.
Jejak digital menunjukkan Enzo di akun facebook diisukan merupakan pendukung dari HTI.
Pro dan kontra muncul mengenai sosok Enzo kala itu, pada akhirnya keluarga membantah.
Kakak Kandung Enzo Zenz Allie melalui akun twitternya @aimajati memberikan klarifikasi.
Sang kakak menyatakan bahwa ibunya tak pernah meminta Enzo Zenz Allie untuk pro Khilafah dan anti pemerintah.
Meskipun ia mengaku banyak postingan sang ibu yang dinilai provokatif, sang ibu kini ia bilang sudah berubah dan hanya karena termakan propaganda saja.
Kakak Enzo Zenz Allie juga mengatakan agar tak menghujat sang adik dan mematikan mimpinya sejak kecil menjadi kopassus.
Mendengar kabar Enxo Zenz Allie diduga terpapar paham radikalisme membuat Anggota Komisi I DPR RI Roy Suryo turut angkat suara.
Roy Suryo juga dikenal sebagai pakar telematika, menyebut bahwa di era keterbukaan seluruh informasi bisa diungkap melalui teknologi dan terbukti seseorang juga harus berhati-hati memposting sesuatu di media sosial.
"Seseorang harus berhati-hati karena semuanya bisa ditelaah melalui teknologi," tutur Roy Suryo.