Heboh Ditemukan Banyak Uang Pecahan Rp 100 Ribu Diduga Milik Korban Gempa dan Likuifaksi di Palu

Editor: Prawira Maulana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video penemuan uang.

Tepat sebelum maghrib, Lisman harus membeli bohlam lampu di toko yang tak jauh dari rumah hajatan.

Saat di depan toko, tiba-tiba terjadi gempa disusul likuifaksi, hal ini memaksa Lisman harus segera mungkin menyelamatkan diri.

Tanah bergeser hingga ratusan meter menuju titik rendah, bercampur air dan bergulung-gulung seperti ombak, membuat Lisman terpisah dengan anak dan istrinya.

Dengan kemampuan yang ada, Lisman berusaha mencapai dataran yang aman dari likuifaksi.

Bersama sejumlah warga Petobo lainnya, Lisman berhasil mencapai lokasi yang aman di arah timur perkampungan Petobo.

Sekitar pukul 22.00 WITA, Lisman memaksakan diri untuk mencari anak dan istrinya, namun hasilnya nihil.

"Besoknya saya coba masuk cari rumah pesta (hajatan, red) tempat terakhir istri dan anak, tapi tidak kelihatan, habis ditelan tanah," ungkap Lisman, yang juga akrab disapa Papa Ain.

Beberapa hari pascabencana, Lisman terus melakukan pencarian terhadap istri dan anaknya, tetapi hingga kini masih belum membuahkan hasil.

Hanya kendaraan roda dua milik istrinya yang berhasil ia temukan.

Sedih yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, membuat Lisman menjadi orang yang sering menyendiri dan berdiam atau termenung.

Bahkan tak jarang, Lisman dengan nekat tidur dan menginap di area eks likuifaksi Petobo.

"Hanya ini (berkunjung ke area eks likuifaksi, red) yang bisa menghibur sedikit," kata Lisman.

Lisman tidak sendirian. Tak sedikit masyarakat yang setiap hari mengunjungi lokasi likuefaksi tersebut.

Di kawasan yang hancur karena likuefaksi itu, masyarakat Petobo meyakini masih ada ratusan jasad yang tertimbun.

Bencana alam gempa bumi dan tsunami, termasuk likuifaksi di Provinsi Sulawesi Tengah, sudah berlalu tepat sepuluh bulan yang lalu

Halaman
1234

Berita Terkini