TRIBUNSUMSEL.COM - Besok atau tepatnya 17 April 2019 menjadi ajang pesta demokrasi warga negara Indonesia.
17 April 2019, seluruh WNI yang mempunyai hak pilih akan memilih wakil rakyat serta presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Untuk pertama kalinya juga Indonesia membuat pemilu serentak dilaksanakan.
Namun, banyak juga informasi sejumlah pejabat tertangkap karena bermain money politic.
Seperti seorang Wakil Bupati di Sumatera Utara hingga para tim sukses Caleg yang tertangkap tangan ingin melakukan money politic.
Cost tinggi dalam membiayai pencalegan bukanlah isapan jempol belaka.
• Kubu Jokowi di Sumsel Menentang Rencana Tim Prabowo Dirikan Dapur Umum di TPS
• Padahal Masuk Wilayah Kota Palembang, Logistik Pemilu Ini Butuh Waktu Dua Jam Lewati Sungai Musi
Untuk menjadi anggota legislatif tentu banyak membutuhkan biaya, mulai dari atribut alat peraga kampanye hingga dana dan sebagainya.
Hal itu pun yang menjadi sorotan Refly Harun.
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengungkapkan seorang calon anggota legislatif (caleg) pemula untuk modal menjadi wakil rakyat bisa sampai menghabiskan uang miliaran rupiah.
Bahkan, diungkapkan Refly Harun sosok caleg pemula tersebut mengibaratkan pemilu bak ajang arena judi.
Hal itu terlihat dari unggahan postingan Refly Harun di akun twitter miliknya.
Selain itu temannya, sampai H-1 sudah habiskan uang sampai Rp 7 miliar.
Money politik menjadi pembicaraan hangan di warga Lubuklinggau sejak sebulan terakhir.
Pasalnya, sejumlah calon legislatif (caleg) mulai bergerilya membagikan uang dengan imbalan minta namanya dicoblos sejak sebulan lalu.
Berdasarkan penelusuran Tribunsumsel.com, para oknum timses Caleg mulai mendata dan berlomba-lomba bergerilya mencari simpati masyarakat dengan cara sembunyi-sembunyi.
Mereka mendatangi rumah-rumah warga yang mereka anggap aman dan sudah dikenal.
Mereka membawa kartu nama Caleg yang akan dipilih.
Setiap mata pilih mereka hargai bervariasi mulai dari Rp 150- Rp 250 ribu per mata pilih, tergantung kemampuan Caleg yang mereka perkenalkan.
Bahkan informasinya ada beberapa Caleg yang menawarkan paket duo caleg yakni DPRD Kota dan Caleg DPRD Sumsel.
• RSJ Ernaldi Bahar Siapakan 9 Psikiater 5 Psikolog, Persiapan Caleg Gagal yang Terganggu Jiwanya
• Berhembus Isu Ibunda Nagita Slavina dengan Amy Qanita tak Akur, Ibu Raffi Ahmad Bongkar Fakta Ini
Latief, warga Kecamatan Lubuklinggau Timur I mengaku, sejak sebulan lalu ia didatangi empat orang timses Caleg berbeda-beda untuk wilayah pemilihan Kecamatan Lubuklinggau Timur I dan Timur II.
"Setiap bertemu mereka nanya sudah ada pegangan belum, saya jawab nanti saja," ungkap Latif ketiga ditemui Tribun, Senin (15/4/2019).
Namun sejak sepekan lalu ada beberapa orang tim sukses Caleg yang sengaja mendatangi rumahnya.
Mereka mendata berapa jumlah anggota keluarga dalam rumahnya dan mau memberi amplop.
"Kemarin (14/4) sudah ada yang datang lagi mendata, tapi dia mau minta foto kopi KTP langsung, alasannya mau meminta NIK sebagai data, tapi tidak saya kasih," terang laki-laki yang berpofesi tukang ojek ini.
Terpisah Warsito salah seorang warga di ketika dibincangi tengah duduk santai di atas becaknya di Pasar Satelit Lubuklinggau, mengaku sudah menentukan pilihan untuk Caleg DPRD Kota dan DPRD Provinsi.
"Sekarang sudah punya pilihan, sudah mantap tidak goyah lagi," seloroh bapak dua anak ini sambil tertawa.
Ketika di tanya apakah dia sudah menerima amplop dari Caleg, sehingga ia sudah menentukan pilihan.
Warsito pun tersenyum dan sempat mengelak, namun ketika didesak ia mengaku jika uangnya sudah jadi beras.
"Caleg Utara yang ngasih, dikasih Rp 200 ribu jadilah untuk meli beras di rumah, seminggu tahan tidak pening lagi," kelakar Warsito.
Ketika disinggung mengenai bagaimana Caleg tersebut memberikan uang, ia mengaku telah lama didata dan diberikan uang oleh Caleg tersebut.
Salah Seorang Caleg DPRD Kota Lubuklinggau yang tak mau disebutkan namananya, menuturkan ia sejak dua bulan lalu mendata ke rumah -rumah warga yang berpotensi memilihnya.
Selain bergerak sendiri menemui tokoh-tokoh masyarakat, ia mengutus timses di daerah pemilihannya.
Terutama daerah-daerah yang baru ada penduduknya dan dirinya belum terlalu dikenal.
"Kita setiap pendataan harus minta KTP karena kalau tidak pakai KTP nanti saat kita memberi uang bisa double. Kalau ada KTP jelas datanya tidak mungkin double," ujarnya.
Ia mengaku saat ini tidak perlu terlalu sibuk lagi memberikan uang kepada timsesnya.
Karena sejak jauh-jauh hari sudah melakukan pendataan dan memberikan amplop kepada masing-masing tim sukses.
• Pengantar Logistik Berkubang Dengan Lumpur, Menyusuri Hutan Selama Enam Jam
"Sengaja jauh hari agar bisa terkontrol dan tepat sasaran. Kalau ngasihnya dekat -dekat H-1 bisa-bisa uangnya mereka ambil malah kita tidak dipilihnya," selorohnya.
Apalagi kemarin ada Timses Caleg ditangkap warga jadi sia-sia.
Ditambah nanti banyak caleg lainnya memberikan serangan fajar yang membuat warga tidak memilih sama sekali.
"Uang habis jadi dewan lewat," ujarnya tertawa.
Tangkap Tangan
Warga Jalan Kelapa Gading, RT 04, Kelurahan Tanjung Indah, Kecamatan Lubuklinggau Barat I dibuat geger oleh ulah seorang warga berinisial Hr (35 tahun).
Hr dilaporkan ke Bawaslu karena tertangkap tangan diduga akan melakukan money politik, Sabtu (13/4/2019), sekitar pukul 12.00 WIB.
Kordinator Bidang Hukum dan Penindakan Pelanggaran Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Lubuklinggau Barat I, Deni Setiawan mengatakan, awalnya warga berinisial FI, mendapat laporan ada warga yang merasa curiga dengan gerak gerik Hr.
"Saat itu sekitar pukul 12.00 WIB Fi mendapat laporan warga kalau di daerah tempat tinggalnya ada warga yang membawa plastik warna hitam," ungkap Deni pada Tribunsumsel.com, Minggu (14/4/2019).
Fi mendatangi orang yang dilaporkan tersebut, kemudian mendekatinya.
Karena curiga terhadap barang yang dibawa Hr, Fi hendak mengambilnya.
"Keduanya sempat bersi tegang dan terjadi tarik menarik. Dibantu warga lainnya Fi berhasil merebut plastik dari tangan Hr, bahkan sempat menangkap Hr sebelum melepaskanya kembali," terangnya.
Setelah itu Fi dan warga sempat membuka bungkusan plastik warna hitam itu, ternyata benar isinya ada beberapa amplop dan lain-lain.
Dari hasil kantong plastik warna hitam tersebut, setelah dibuka berisi lima amplop putih yang berisikan uang Rp. 1,7 juta, Rp 1,19 juta, Rp 1,02 juta, Rp 1,190 juta, Rp 2,280 juta dan Rp 2,720 juta dengan total seluruhnya Rp. 10,20 juta.
Dalam amplop tersebut juga terdapat nama-nama warga beserta Nomor Induk Keluarga (NIK), contoh surat suara calon anggota DPRD Kota Lubuklinggau dari Parpol dengan Nomor urut 1.