LIPUTAN EKSKLUSIF: Ribuan Orang Menggali Emas di Muratara, Datang dari Jawa

Editor: Prawira Maulana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di sinilah warga menambang emas di bekas lokasi tambang PT DNS yang ditnggalkan di Kabupaten Muratara Sumatera Selatan.

Namun warga tak peduli demi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Kami tidak bisa mencegah mereka melakukan aktivitasnya karena mereka tidak ada pekerjaan lain selain menambang emas secara manual atau tradisional," kata Jamil kepada Tribunsumsel.com.

Untuk mencapai lokasi areal tambang PT DNS ini juga tidak mudah.
Perjalanan dari pusat kota akan menelan waktu lama hingga 2 jam lebih, perjalanan selama itu bukan pula ditempuh dengan mulus hingga sampai lokasi melainkan berbagai tantangan jalan rusak, bebatuan dan lumpur.

Tribun Sumsel menerobos rintik-rintik hujan yang menguyur jalanan. Setiap kendaraan penambang ilegal yang melintas sudah dimodifikasi khusus agar bisa menempuh jalan bebatuan dan berlumpur.

Jalanan licin dan rentan pengendara terjatuh.

Cara Olah

Para penambang tanpa izin itu menggali lubang tepat di dinding bekas galian perusahaan untuk mengambil napal hitam atau sering disebut 'or'.

Untuk melindungi lubang galian, mereka membuat pendok kecil menggunakan atap terpal.

Pada kedalamam lubang galian mencapai 100 meter lebih mereka menggunakan blower sebagai bantuan oksigen untuk pernapasan dan lampu listrik untuk penerangan, serta selang penyedot air dari lubang tambang.

Seorang penambang, Maman, mengaku datang dari Bogor sudah 3 bulan lalu bersama tujuh orang temannya.

Maman mengetahui di kawasan ini ada tambang emas setelah ditelepon dua warga lokal dan diajak untuk menggali lubang tambang.

Kelompoknya berjumlah 9 orang yang mempunyai tugas masing-masing, yakni 6 orang berada di dalam lubang tambang untuk mengambil or, 1 orang di atas menarik karung berisi or, dan 1 orang warga lokal mengawasi atau menjaga keamanan sekitar lubang tambangnya. Satu orang lagi juru masak.

"Tugas saya di sini menggali dan masuk lubang bersama lima teman yang lain untuk menggambil pecahan napal hitam," kata dibincangi Tribunsumsel.com di lokasi tambang.

Maman menjelaskan, or yang dia ambil itu akan diolah kembali untuk mengambil serpihan serpihan emas di dalamnya menggunakan alat khusus yakni gelundungan.

"Selama 4 hari ini kami berhasil mengumpulkan 122 karung yang berisi or, dan setelah berhasil diolah menjadi emas. Hasil penjualannya baru dibagikan lagi pada masing anggota," tuturnya.

Halaman
1234

Berita Terkini