Blokade Jalan Jenderal Sudirman

Kericuhan dan Blokade Jalan Jenderal Sudirman Palembang Dipicu Roda Mobil Digembok Petugas

Penulis: Yohanes Tri Nugroho
Editor: Prawira Maulana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerusuhan di Jalan Jenderal Sudirman

TRIBUNSUMSEL.COM - Warga memblokade jalan Jenderal Sudirman Palembang hampir selama setengah jam, Rabu (9/1) tadi.

Akibatnya ruas jalanan protokol ini macet.

Deru klakson mobil dan sepeda motor pun terus terdengar selama blokade itu.

Untung saja, blokade ini tak meluas menjadi kerusuhan.

Polisi dan TNI dipimpin Kapolresta Palembang langsung melakukan langkah persuasif.

Langkah itu berhasil dan warga membuka blokade.

Saat ini masih terjadi proses perundingan antara warga dan aparata.

berdasarkan info yang dikumpulkan Tribunsumsel.com dari lapangan, blokade bersifat spontan.

Warga memblokade dipicu ada mobil dan sepeda motor yang digembok rodanya oleh petugas karena parkir di jalan itu.

Seperti diketahui, area Jalan Jenderal Sudirman bebas parkir.

Aturan bebas parkir inilah yang terus dikeluhkan pemilik tempat usaha di sepanjang jalan itu.

Mereka protes karena larangan parkir membuat usaha mereka anjlok.

Breaking NEWS: Warga Blokade Jalan Jenderal Sudirman Palembang, Dipicu Larangan Parkir

BREAKING NEWS : Ada Kerusuhan di Jalan Jenderal Sudirman Palembang, Warga Adang Kendaraan

Kapolresta Palembang turun langsung menenangkan warga yang blokade Jalan Jenderal Sudirman Palembang (Tribunsumsel.com/ Abriansyah Liberto)

Ruko Rp 5 M Jadi Toilet Umum

Di sepanjang jalan Sudirman cukup mudah menjumpai sejumlah ruko yang telah kosong.

Diantaranya terdapat bahkan telah memasang label " Dijual" di bagian depan ruko.

Tribunsumsel.com menjumpai sebuah ruko yang telah memasang label " Dijual" ruko itu masih terlihat masih dihuni. Namun hanya dipergunakan sebagai toilet umum dan tempat penitipan barang.

"Iya, sementara saja ini, ruko ini memang mau dijual tinggal tunggu kapan harga cocok," kata pengelola ruko itu, Mamat.

Ia menyebut ruko dua pintu yang masing masing memiliki dua lantai itu akan dilepas jika ada orang yang sanggup membayar mahar sekitar lima milyar rupiah.

Sebelumnya kedua ruko itu dikontrakkan kepada orang lain untuk membuka usaha, karena tidak diperpanjang dan tidak ada penyewa lain maka akan dijual.

"Rencana memang mau dijual, kalau harga pasnya, langsung tanya saja ke kakak saya, itu nomornya ada diatas," katanya

Ia juga menyebut larangan parkir membuat usaha penyewa sepi sehingga tidak melanjutkan penyewaan ruko, dan untuk sementara dibuka sebagai toilet umum.

"Hasilnya lumayan, karena cuma ada satu ini disekitar sini, juga terima penitipan motor dan gerobak pedagang," katanya lagi.

Sementara, pelaku usaha lain, Susanto mengakui kondisi yang sama, untuk mensiasatinya kondisi itu Ia memilih menjual murah barang dagangannya. Bahkan diantaranya nyaris hanya balik modal.

"Sepi banget, tak ada pilihan lagi, jual murah yang penting balik modal. Jangan sampai macet nanti kita tak lagi dipercaya orang lagi," jelasnya

Ia menambahkan akan berpikir ulang untuk memperpanjang sewa ruko yang dipergunakan sebagai tempat usaha karena kondisi ini.

"Mikir juga mau perpanjang, kita usaha mau untung bukan mau buntung, kalau kondisi saat ini bayar sewa Rp 95 juta per tahun tak mampu lagi,"tutupnya.

Berita Terkini