TRIBUNSUMSEL.COM - PT Waskita Karya mengakui, penyebab banjir di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Akibat banyaknya sampah yang mengendap di sekitar lokasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) selama proses masa pembangunan.
General Manager Operasional Waskita Karya LRT Sumsel, Bambang Priambodo mengatakan, dari hasil kajian existing.
Baca: Stasiun LRT Palembang Garuda Dempo Mulai Beroperasi, Total 13 Stasiun Bisa Digunakan
Bangunan fisik LRT tak menyebabkan banjir di Palembang.
Namun, tumpukan kotoran lumpur yang mengendap di saluran air membuat daya tampung air menjadi lebih sedikit.
Akibatnya, jika hujan turun, air cepat meluap dan banjir.
Baca: Berapa Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumsel 2019 ? Ini Cara Hitung dan Simulasinya
“Sebenarnya bukan existing LRT yang mengganggu melainkan adanya kotoran atau lumpur yang belum dibersihkan," kata Bambang, Rabu (17/10/2018).
"Yang paling krusial, banjir di depan terminal Damri, Punti Kayu, Simpang Polda," ujarnya.
"Dan yang akan mencolok saat ini di Jalan Kapten Arivai, tepatnya di depan kantor Gubernur Sumsel,” tambah Bambang.
Baca: Siswa Kelas 5 SD Ini Ditampar Oleh Gurunya, Hanya Karena tak Kerjakan PR Matematika
Untuk menghadapi masalah tersebut, PT Waskita Karya akan membuatkan menhole di tengah dan median jalan agar air dapat mengalir lancar jika terjadi hujan.
“Menhole tersebut juga akan mempermudah mengambil kotoran, sehingga saat hujan saluran air dapat mengalir lancar," tuturnya.
Selain itu, akan dibuat sodetan sebagai tempat resapan air dari jalan ke saluran air.
"Pemasangan menhole akan dilakukan di beberapa titik yang dianggap penting," katanya.
"Seperti di Jalan Kapten A Rivai 2 buah, serta di Stasiun LRT di Ampera sebanyak 4 buah termasuk sodetannya,” tambah Bambang.
Untuk pemasangan menhole di kawasan KM 7, sekitar taman wisata alam Punti Kayu.