TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Target pengerjaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)Tanjung Api-Api (TAA) dan Tanjung Carat, molor.
PT Sriwijaya Mandiri Sumsel (SMS) selaku badan pengelola KEK TAA menyatakan, masih ada beberapa kendala sehingga calon investor menahan diri untuk menanamkan modalnya di kawasan tersebut.
Kendala belum ada jaminan kepastian kepemilikan hak atas tanah bagi investor.
Kemudian rencana pengurungan dengan pasir laut bersamaan reklamasi Tanjung Carat yang kini statusnya masih menunggu revisi.
Baca: Hasil Penertiban Pol PP Pagaralam : Baliho Kampanye Istri Bupati PALI Paling Banyak Langgar Aturan
Baca: Ajak Gus Miftah Tampil di Channel Youtubenya, Deddy Corbuzier Bahas Acara Alay Hingga Caleg
Status sisa lahan seluas 0,875 hektar belum menjadi milik PT SMS, dan masih ada parit-parit yang di klaim milik masyarakat sekitar.
Akibat beberapa kendala itu maka pengerjaan tahap satu molor dari target per 31 Oktober 2018 ini.
Direktur Utama PT SMS, IGB Surya Negara, Kamis (18/10/2018) mengatakan, banyak calon investor menunda penandatanganan kontrak kerjasama untuk berinvestasi di KEK TAA dan Tanjung Carat.
Selain masalah tadi, beberapa jaminan belum di dapat oleh calon investor seperti jaminan mengenai kepemilikan hak atas tanah,
Baca: Siswa Kursus Palcomtech Makin Paham Tugas Wartawan Usai Kunjungi Kantor Tribun Sumsel
Baca: 2019 Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumsel Naik 8,03 Persen, Ini Besaran Uang yang Diterima
Jaminan bebas PPN penyerahan barang dan jasa pada saat pembangunan di dapan kawasan KEK, serta kebebasan penggunaan atau transaksi dengan mata uang asing saat pembangunan di kawasan KEK.
"Ada beberapa rencana jaminan kemudahan investasi yang belum dapat dipastikan akan terpenuhi. Sehingga investor kini cenderung masih menunggu”, katanya.
Sejauh ini, PT SMS sudah menempuh beberapa langkah dan upaya seperti, berkonsultasi dengan Badan Pertanahan Negara (BPN) Provinsi Sumsel untuk skema pembebasan lahan KEK TAA.
Kemudian berkonsultasi dengan DJP Sumsel Babel mengenai fasilitas pembebasan pajak barang dan jasa di kawasan tersebut.
Hingga kini sudah ada 5 investor yang menandatangani kontrak kerjasama dengan total investasi sebesar USD 3,69 miliar.
Kemudian ada 387 calon investor yang telah berinteraksi mengenai prospek KEK TAA dan pelabuhan laut dalam Tanjung Carat.
Lima investor tersebut dengan rincian sebagai berikut: