TRIBUNSUMSEL.COM-Anggota polisi asal Jembrana, Bali yang berdinas di Satuan lalulintas (Satlantas) Polres Palu tewas sesaat setelah gempa berkekuatan 7,7 SR dan tsunami menerjang kota Palu dan Donggala, Sulteng.
Baca: Keluarga Iringi Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel Periode 2018-2023
Baca: Kini Kaya Raya, Tak Disangka Dulunya Ruben Onsu Pernah Jadi Tukang Bersih Hingga Dibayar Segini
Baca: Pelantikan Gubernur Sumsel, Ini Foto Gagahnya Herman Deru Berbalut Seragam Putih
Baca: Pelantikan Gubernur Sumsel, Ini Foto Gagahnya Herman Deru Berbalut Seragam Putih
Baca: Sempat Dibantah Billy Syahputra, Video Ini Tunjukkan Kelakuan Hilda Vitria, Beneran Cewek Matre?
Dilansir dari akun Instagram @infogrambali, usai ditemukan di pinggir pantai dan disemayamkan sementara di RS Bhayangkara Palu.
Saat ini keluarga mengaku masih menunggu proses pemulangan jenazah IGK Sukamiarta
Meninggalkan korban bukan hanya membuat keluarga sangat terpukul.
Mendiang yang sempat menelepon keluarga dan meminta doa agar selamat dari musibah gempa dan Tsunami itu juga ternyata mau menikah.
Seperti dibenarkan ayah korban, I Gusti Kade Sukadana,57, di rumah duka, Minggu (30/9).
Menurutnya, sebelum menghadap Sang Pencipta, korban berencana akan melangsungkan pernikahan bulan depan di kampung halamannya.
Bahkan kata Sukadana, lamaran anaknya sudah disiapkan antara keluarganya dengan keluarga calon istri anaknya di Palu, Sulawesi Tengah.
“Jika tidak ada musibah, rencananya Selasa (2/10) besok, pulang ke Jembrana untuk membicarakan masalah lamaran dan pernikahannya yang rencananya akan digelar berdekatan dengan hari Raya galungan,”terang Sukadana.
Sukadana mengatakan, terakhir bicara melalui telepon dengan anaknya saat berencana akan pulang, sesaat sebelum gempa dan tsunami.
“Dekat-dekat dengan perayaan Galungan mendatang menikah," tukasnya.
Kisah Seorang Pemuda Meninggal Dunia Tertimpa Reruntuhan Gempa Palu usai Kumandangkan Azan
-Kota Palu, Kabupaten Donggala dan sekitarnya diguncang dan dihantam tsunami pada Jumat (28/9/2018).
Gempa bermagnitudo 7.7 SR ini telah meluluhlantakkan beberapa kota di Sulawesi Tengah.
Dibalik tragedi bencana alam gempa dan tsunami, ada banyak kisah mengharukan.