Imam Masjid di Muratara ini Meninggal di Tanah Suci, Tak Bisa Bangun Lagi Saat Sujud Rakaat Ketiga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

H Saidi Mat Jahri (78) jemaah haji kloter pertama debarkasi Lubuklinggau meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSAS Mina, Rabu (29/8/2018) waktu setempat.

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU - Imam Masjid di Muratara ini Meninggal di Tanah Suci, Tak Bisa Bangun Lagi Saat Sujud Rakaat Ketiga

H Saidi Mat Jahri (78) jemaah haji kloter pertama debarkasi Lubuklinggau meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RSAS Mina, Rabu (29/8/2018) waktu setempat.

Jemaah haji asal Desa Sukaraja, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) itu awalnya dijadwalkan pulang bersama 231 jemaah lainnya pada Selasa (28/08) lalu.

Namun, pada hari Kamis (23/08) waktu Mina, lima hari sebelum kepulangan saat tengah menunaikan ibadah shalat Magrib Saidi Mat Jahri tiba-tiba ngedrop dan dilarikan ke RSAS Mina.

"Pada raka'at pertama masih biasa, rakaat kedua dia shalat duduk, rakat ketiga tidak shalat lagi," ungkap M Irwansyah Jahri (49) menantu Saidi Mat Jahri pada Tribunsumsel.com, Kamis (30/08/208) sore.

Irwansyah mengatakan setelah itu mertuanya langsung dilarikan di RSAS Mina, ketika dibawa masih dalam keadaan sadar dan masih bisa komunikasi.

"Namun hari ketiganya sudah tidak sadarkan diri lagi saat itu nafasnya sudah menggunakan oksigen," ujarnya.

Irwansyah mengaku mendapat kabar meninggalnya ayah mertuanya pada 
Kamis (30/08/2018) pagi sekira pukul 07.30 WIB dari Dokter Kloter yakni ibu Rosida.

"Dikabari tadi pagi sekira pukul 07.30 WIB dapat kabar bapak meninggal di RSAS Mina," terangnya.

Ia menuturkan selama berada ditanah suci ayah mertuanya itu takut terlalu banyak mengonsumsi air minum, sebab jika banyak-banyak minum pasti akan banyak ke toilet.

"Selama di Arafah sudah nahan-nahan minum, Karena satu Maktab lebih kurang ada 3600 jemaah haji, sementara kondisi kamar mandi disediakan cuma 34 pintu," tutur Irwansyah.

Ia mengatakan selama ini ayah mertuanya itu selalu sehat dan tidak ada riwayat sakit, bahkan, sampai melaksanakan rukun haji tetap sehat, hanya saja waktu melempar jumroh terakhir kondisinya tidak memungkinkan lagi.

"Selama ini bapak tinggal di dusun Sukaraja, disana jadi Imam Masjid, ibadahnya rajin dan jamaahnya juga banyak," paparnya.

Untuk itu mewakili pihak keluarga Irwansyah mengaku sudah ikhlas melepas kepergian ayah mertuanya, sebab selama berada ditanah suci pihak keluarga telah maksimal merawatnya.

"Kami ikhlas tidak merasa kehilangan, karena sudah menunaikan kewajiban kita merawatnya, bahkan kita bersyukur diwaktu terakhir sebelum pulang kita bisa menjenguknya di RSAS Mina sekaligus pamitan" ungkapnya.

Halaman
12
Tags:

Berita Terkini