TRIBUNSUMSEL.COM, BATURAJA - Kepulan debu tebal jalanan menutupi pandangan ketika sebuah mobil minibus mencoba mendaki jalan terjal berbukit di jalan alternatif Batu Kuning, Baturaja, Kabupaten OKU, Jumat (8/7/2018) siang.
Beberapa kali terlihat dua roda belakang mobil itu berputar kencang, tetapi mobil tetap tidak bergerak, sementara debu semakin banyak beterbangan di jalan cor rusak itu.
Insiden mobil berplat B itu pun membuat sejumlah pengemudi kendaraan di belakangnya hanya berdiam dan terpaku di bawah jalan berbukit itu. Hampir dua menit menanti,
Baca: Begini Nasib 2 TKW Indonesia yang Terancam Hukuman Pancung di Arab, Presiden Jokowi Turun Tangan
mobil itu akhirnya mencapai puncak bukit, selanjutnya mobil yang tepat dibelakangnya mencoba peruntungan yang sama.
Di tengah mobil itu mendaki bukit terjal itu, dua mobil yang muncul dari arah berlawanan telah menanti di atas bukit untuk turun.
Jalan sepanjang 11 kilometer itu tak lagi rata, ada bagian cor yang ambles dan sebagian lagi justru menonjol ke permukaan.
Sehingga praktis hanya dapat dilalui satu kendaraan saja.
Baca: Dulu Hidup Tajir,Artis Indonesia Berakhir Tragis,Tewas di Rumah Germo Dengan Kondisi Mengenaskan
"Ini perjuangan tingkat tinggi, harus akselerasi ke kanan dan kiri dengan cepat, kalau sasis mobil bisa jadi korban," ungkap seorang pemudik asal Jakarta, Andik (56) kepada tim jelajah jalur mudik Tribun Sumsel yang didukung Auto 2000 Plaju mengecek jalur lintas timur dan tengah.
Ia mengaku tidak punya pilihan lain untuk dapat tiba di Palembang seiring informasi penutupan jalan Simpang Sukajadi akibat pembangunan Jembatan Kurup, Lubuk Batang.
Dilanjutkannya, Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) dipilih karena relatif lebih lengang dibandingkan Jalan lintas Timur (Jalintim).
Baca: Terima Uang Rp 100 Ribu, Kakek Penjual Makanan Kaget Ternyata Uang Itu Palsu,Netizen Kog Tega Nipu!
"Kami tidak mengejar waktu, biar anak-anak bisa menikmati perjalanan dan pemandangan alam, jadi memang lewat Jalinteng ini," katanya.
Andik berpendapat, akses jalan alternatif terkesan tidak layak dilalui pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi karena sangat terjal dan berbatu.
Menurutnya, hal ini membuktikan ketidaksiapan pemerintah untuk mempersiapkan jalur mudik untuk masyarakat yang dilakukan satu tahun sekali.
"Kalau mobil kami mungkin masih bisa lewat, tapi kalau sedan atau city car pasti bakal tamat," tegasnya.
Baca: Bejita Atlet Difabel Sumsel Sukses Meraih Medali Emas di Kejuaran World Champion di Berlin Jerman.
Pengendara lainnya, Ahmad (38), mengatakan, akses jalan alternatif Batu Kuning memang selama ini bukan dipergunakan untuk kendaraan pribadi, tapi kendaraan pengangkut barang menuju akses Jalinteng.
"Memang sehari-hari bukan untuk lewat kendaran pribadi tapi truk bermuatan tanah, dan sawit kebun, jadi normal saja kalau cor beton remuk seperti itu," katanya.
Ditambahkan Ahmad, sepengetahuannya Jembatan Lubuk Batang yang sedang direnovasi sebelumnya tidak mengalami kerusakan apapun.
Jembatan memang hanya cukup untuk satu mobil pribadi, tapi masih kuat untuk dilalui kendaan. Proyek yang tengah dikerjakan mungkin bertujuan melebarkan jembatan.
Baca: Sempat Terapung di Laut Selama 5 Hari,Presenter Ini Ditemukan Tubuh Gosong & Kurus,Kisahnya Viral
"Jembatan Air Kurup itu setahu saja tidak rusak, mungkin itu proyek pelebaran jembatan saja, mungkin kemarin harusnya ditunda dulu pekerjaan itu, kasihan pemudik kalau begini," tegasnya
Penggunaan jalan alternatif itu untuk kendaraan pribadi baru dilakukan sekitar dua atau tiga bulan terakhir tepatnya saat dimulainya proyek perbaikan jembatan Air Kurup.
Upaya perbaikan jalan baru ada satu atau dua hari terakhir itu pun hanya seadanya dengan menimbun lobang menganga dengan batu coral.
Baca: Sempat Terapung di Laut Selama 5 Hari,Presenter Ini Ditemukan Tubuh Gosong & Kurus,Kisahnya Viral
"Baru sekitar dua atau tiga bulan terkhir di pakai untuk kendaraan pribadi, kalau truk sawit dan tanah tidak masalah sekalipun jalan jelek seperti ini," katanya.
Pantauan Tribun, akses jalan alternatif Batu Kuning sepanjang 11 kilometer kini memang telah banyak dilalui pemudik. Pemudik tidak memiliki pilihan lain seiring penutupan akses jalan kecamatan lubuk batang.
Penutupan akses jalan Lubuk Batang ditempuh karena sedang ada pekerjaan kontruksi jembatan oleh pihak terkait. Padahal pengakuan sejumlah warga jembatan itu sedianya masih kokoh untuk dilalui kendaraan pribadi.
Baca: Tak Kunjung Dinikahi, Dewi Sanca Curhat Dengan Berlinang Air Mata,Halalin Adek Dulu Bang
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD), Kabupaten OKU mencatat banyak titik rawan longsor dan harus diwaspadai pemudik.
Kepala BPBD OKU, Hemni Rusdi melalui Kepala Sesi (Kasi) Pencegahan dan Kesiap Siagaan BPBD OKU, Mailan Purnama, ada lima kecamatan rawan terjadi longsor atau jalan amblas.
Misalnya di Kecamatan Ulu Ogan, kecamatan Muarajaya dan Kecamatan Lengkiti. Dari informasi yang berhasil dihimbun Tribun Sumsel, jalan lintas wilayah Lengkiti ini merupakan salah satu akses jalan menuju Kabupaten OKU Selatan sampai ke Provinsi lampung.
Selain itu kata Mailan menambahkan, di Kecamatan Baturana Baturaja Barat, juga rawan longsor atau jalan ambles. Jalan ini merupakan salah satu akses dari Baturaja OKU menuju Kabupaten Muaraenim.
Baca: Wow ! Dikubur Selama 8 Jam Usai Dilahirkan Sang Ibu,Bayi Ini Diitemukan Dengan Kondisi Hidup!
"Satu lagi akses jalan di Kecamatan Baturaja Timur. Selain itu yang harus diwaspadai. Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah rawan longsor, yang bisa disebabkan oleh abrasi sungai," jelasnya.
Kapolres OKU, AKBP NK Widaya Sulandari melalui Kasat Lantas Polres OKU, AKP Candra Kirana saat dikonfirmasi menjelaskan, ada beberapa titik jalur lintas tengah yang rawan terjadi kecelakaan lalulintas. Misalnya dari Semidang Aji sampai Pengandonan.
Untuk itu harus hati-hati saat melintas. Tim menjumpai beberapa ruas jalan rawan longsor di ruas jalur lintas tengah (Baturaja-Muara Enim).
Baca: Bocor Isi Percakapan Via Vallen dan Nikita Mirzani Tentang Kasus Pelecehan,Nikita Minfat Maaf?
Mengantisipasi ancaman ini sudah dipasang pengumuman bahaya longsor. Selain itu, dipasang juga pita kuning dan garis putih di aspal untuk tepi jalan yang berisiko longsor.
Pantauan Jumat sore, ancaman longsor ini mulai dari Pengandonan, OKU sampai Tanjung Agung, Muaraenim. Longsor di pengadonan terjadi dibeberapa titik. Jalur ini masih banyak dilintasi truk dan fuso.
Medan jalur ini cukup ekstrim. Selain ancaman longsor, juga berkelok dan berbukit.
Mobil mini bus dengan nomor polisi luar provinsi juga mulai ramai melintasi rute ini. Volume kendaraan yang meningkat membuat macet cukup panjang di beberapa lokasi. (wan/jhn/rws)
Baca: Habiskan Dana Rp 6.4 Trilliun, Real Madrid Bakal Datangkan Neymar dari PSG,Ronaldo Dijualkah?