TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Perusakan kapel (tempat ibadah) di Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kamis (8/3) dini hari, mengagetkan sejumlah pihak.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang siangnya berada di Ogan Komering Ulu (OKU), segera menggelar jumpa pers di Griya Agung Palembang pada sore harinya.
"Informasi dari tokoh agama setempat murni kriminal, tidak ada unsur SARA. Ini ditandai dengan kerukunan dan kedamaian yang telah terjadi puluhan tahun lalu," kata Alex membuka penjelasan.
Kapel yang berada di dusun 3 Rantau Alai selama ini digunakan oleh sekitar 60 umat Katolik. Bangunan itu baru saja selesai direnovasi pada tahun 2017.
Alex tidak habis pikir ada orang yang ingin merusak kebanggaan Sumsel selama ini. Bahwa provinsi ini sudah sejak lama menjaga ikon zero konflik.
"Ini mau coba-coba. Ini akan terungkap. Jadi perhatian polisi. Kapolda menelepon saya, ini murni kriminal," kata Alex yang pada jumpa pers didampingi Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel, Hendra Zainuddin.
Gubernur dua periode ini menilai, pelaku yang merusak tempat ibadah adalah manusia paling jahat. Ia yakin polisi bisa menangkapnya.
Apabila sudah tertangkap, ia minta pelaku diberi hukuman sesuai aturan yang ada. Supaya bisa memberi efek jera sehingga tidak terulang lagi.
Supaya ini tidak terulang lagi, Alex sudah menginstruksikan semua bupati supaya turun ke lapangan.
Memberikan pemahaman sampai tingkat lurah dan desa. Apabila ditemui masalah di bawah maka segera selesaikan.
"FKUB tidak kecolongan, selama ini tenang-tenang saja. Ini tidak ada efek samping selama ada kerjasama (dengan media)," ujarnya.
Seorang wartawan bertanya ke Alex, apakah ada jaminan kejadian ini tidak terulang. Suami dari Eliza ini menyebut itu Sama dengan meramalkan terjadi gempa bumi atau tidak.
"Di Jakabaring kita bangun enam rumah tempat ibadah yang diakui pemerintah. Kita jaga toleransi Tolong semua jaga kondusifitas," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris FKUB Hendra Zainuddin menjelaskan, polisi dan Kepala Sub Bagian Kerukunan Umat Beragama Ogan Ilir sudah meninjau lokasi pengerusakan.
"Saya melihat Sumsel ini, saya merasakan itu. Koordinasi antar lembaga sudah bagus. Di kelurahan saja, Babinsa,. Babinkamtibmas jalan. Saya melihat hal seperti ini semua merapat, koordinasi, ingin kondisi damai," ujarnya.
Apa yang terjadi di IO lanjut Hendra, tidak perlu dibesarkan.FKUB kabupaten/kota katanya, selama ini sudah memiliki aturan. Diantaranya ikut serta merekomendasikan pensirian rumah ibadah.
"Kalau ada gejolak, kita sikapi dan mediasi," ungkapnya.
Curigai Saksi
Insiden pengerusakan Kapel umat Katolik di Dusun III Desa Mekar Sari Kecamatan Rantau Alay Kabupaten OI saat ini terus dilakukan penyelidikan dari pihak kepolisian.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak berspekulasi dan menyangkutpautkan kejadian tersebut dengan kondisi saat ini, terlebih bertepatan momen pilkada.
"Sudah saya perintahkan Dir Intel, Kapolres, dan Kapolsek setempat untuk menyelidiki secara intensif kasus ini. Akan kami usut tuntas kasus ini dan percayakan kepada polisi," ujarnya, Kamis (8/3).
Masyarakat juga diminta untuk tidak terprovokasi dan munculnya isu-isu yang dapat memperkeruh suasana.
Karena kasus ini pasti akan diungkap dan menangkap para pelakunya yang diduga sebanyak enam orang.
Adanya kejadian ini, kondisi masih tetap aman terkendali. Anggota TNI dan Polri juga telah diterjunkan untuk melakukan pengamanan di lokasi.
Ketika disinggung mengenai motif pengerusakan, hingga saat ini belum bisa dipastikan motif pengerusakan.
Apakah ada unsur sakit hati atau ada unsur lainnya. Namun, penyelidikan dan tujuh saksi sudah dilakukan.
Dari saksi yang diperiksa, ada seorang saksi yang dicurigai terlibat dalam pengerusakan ini.
Namun, hal ini belum bisa dipastikan karena baru sebatas kecurigaan sebelum dilakukan pemeriksaan secara intensif.
"Beberapa waktu lalu ada pemilihan kades di sana dan salah satu kades pernah meminta dukungan masyarakat katolik di sana."
"Tetapi dukungannya diberikan kepada kandidat lain. Mungkin itu, karena belum pasti juga. Masih dalam penyelidikan untuk kepastiannya nanti bisa diketahui," pungkasnya.
Kapel diduga sengaja dirusak oleh sejumlah orang tak dikenal.
Pasalnya pada bagian dinding depan pintu masuk Kapel yang berukuran 8 x 12 meter tersebut, nampak berserakkan pecahan-pecahan dinding bangunan yang terbuat dari bahan batu batako.
Pecahnya dinding depan pintu masuk Kapel tersebut, diduga sengaja dirusak oleh sejumlah orang tak dikenal menggunakan sebuah benda keras.
Bagian dalam Kapel juga terlihat berserakkan seperti patung, pecahan-pecahan lemari kaca, serta satu unit mesin sedot air yang ada didalam Kapel hilang.
Peristiwa pengrusakan dinding Kapel terjadi pada Kamis malam (8/3) sekira pukul 01.00.
Memperoleh informasi tersebut, paginya sejumlah petugas TNI, Sat Brimob Polda Sumsel, dan Kepolisian OI yang langsung dipimpin oleh Kapolres AKBP Gazali Ahmad SIK MH beserta personil lainnya, langsung meluncur ke tempat kejadian perkara dan memasang garis polisi. Tim identifikasi Polres OI langsung melakukan olah TKP.
Dandim 0402/OI-OKI Letkol Inf Seprianizar SSos bersama personil TNI lainnya juga turut berada di lokasi dan berjaga-jaga guna mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Kondisi di Lapangan
Berdasarkan keterangan seorang warga, Tukiyah (70) yang rumahnya berhadapan dengan Kapel, menuturkan, peristiwa pengrusakan terjadi sekitar pukul 01.00.
Saat itu baru hendak tertidur, terdengarlah suara seperti ribut-ribut.
Setelah saya lihat dari pintu rumah, ada sejumlah orang mengendarai sepeda motor langsung masuk kedalam Kapel.
"Melihat situasi itu, saya langsung takut, bersama anak lelaki saya, malam itu juga saat kejadian saya langsung keluar dari pintu bekakang dan bersembunyi di belakang rumah," ujarnya. Setelah suasana terlihat aman, dia kembali ke rumahnya dan memberitahu warga.
Tukiyah merupakan warga pendatang dari Desa Pematang Panggang Kabupaten OKI dan menetap di Desa Mekarsari Kecamatan Rantau Alay pada tahun 1985 silam sampai sekarang.
Peristiwa seperti ini lanjutnya, baru pertama kali terjadi.
Kapolres OI AKBP Gazali Ahmad SIK MH menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan upaya penyelidikkan untuk mengungkap para pelaku pengrusakan.
"Mudah-mudahan pelakunya segera terungkap," katanya.
Kapolres menyebutkan, peristiwa pengrusakan Kapel ini sama sekali tidak ada unsur SARA melainkan murni tindakan kriminal yang dilakukan oleh sejumlah orang tak dikenal.
"Kami meluruskan, tidak benar adanya pembakaran seperti yang diisukan, kerusakan pun hanya bagian samping dinding pintu depan serta bagian jendela," tegas dia.
Peristiwa itu manjadi perhatian sejumlah pihak seperti Ketua Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten OI HM Ridho, Kepala Kantor Kemenag OI, Pemerintah setempat, tokoh agama Islam, pendeta, pastur, Sekda H Herman, dan para pejabat Desa Mekarsari Kecamatan Rantau Alay Kabupaten OI lainnya.
Selain itu juga, nampak terlihat sejumlah pengurus Gereja-gereja yang ada di Palembang juga turut meninjau lokasi.
Baik Sekda, Ketua FKUB Kabupaten OI, tokoh masyarakat setempat meminta kepada warga untuk tidak terprovokasi atas insiden ini. (wan/ard/cr7/sp)