Sekitar 30 menit setelah keluar untuk menutup saklar generator terbabit.
Seng Guan mencari adiknya di daerah itu pada pukul 20.30 waktu setempat malam tetapi gagal menemukannya.
Ketika sampai ke situ pada kali kedua, Seng Guan menemukan seekor ular sawa sedang membelit dan mencoba menelan adiknya dari bagian kepala tetapi tidak mampu berbuat apa-apa karena kaget.
Dia kemudian bergegas pulang ke rumah untuk memberitahu ibunya, Lim See Mek (51).
Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak polisi pekan Tenang Stasiun untuk meminta bantuan.
Polisi menerima informasi tentang kejadian itu sekitar pukul 11 malam.
Tetapi pada waktu itu tidak memiliki gambaran tentang kemungkinan yang bakal dihadapi.
Polisi awalnya beranggapan itu hanya kejadian ular membelit korban dan tidak begitu yakin sebagian badannya ditelan meskipun sudah diberitahu saudara korban.
Dalam kegelapan malam itu, tim lima anggota polisi bersama Seng Guan dan seorang penduduk desa pergi ke tempat kejadian. Mereka menggunakan senter dan bersenjatakan M16.
Seorang anggota polisi melepaskan empat tembakan untuk membunuh ular itu untuk menyelamatkan korban, namun Heng Chuan ditemukan meninggal dunia di tempat kejadian akibat terlalu lama Dijerut dengan kuat.
Mayat korban kemudian dikirim ke Rumah Sakit Segamat untuk membedah sementara bangkai ular besar itu dibawa ke kantor polisi Tenang.
Seorang anggota polisi yang menyertai operasi ketika itu, Lans Koperal Razib Ujang (30)  menggambarkan suara ular itu ketika hendak menelan korban sangat mengerikan.
Ular itu berbunyi seperti menyedot, kemudian terdengar seolah-olah ia menghembuskan nafasnya.
Pada saat sama, ular itu menggeleng seperti ingin memastikan kepala dan badan korban masuk ke dalam mulutnya.
Kejadian itu juga menakutkan penduduk di sekitar Tenang Stasiun dan Redong terutama penyadap karet.