TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG – Pasien dengan ginjal kronik adalah keadaan dimana terjadinya penurunan fungsi ginjal yang cukup berat secara perlahan –lahan (menahun) yang disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal. Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih sehingga untuk memperlambat gagal ginjal maka perlu melaksanakan diet untuk penyakit ginjal.
Yenita DCN MPH, Ahli Gizi di Klinik RSMH Palembang, Rabu (27/5) mengatakan, pasien dengan ginjal kronik biasanya mengeluh tidak nafsu makan, mual dan muntah, dan merasa pusing serta sesak nafas dan rasa lelah, lalu terdapatnya ureum dalam darah tinggi (uremia).
“Kondisi pasien yang demikian beresiko terjadi malnutrisi energi dan protein. Diet yang kita berikan adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, serta menurunkan morbiditas dan mortalitas. Untuk memperlambat progresivitas dari penyakit ginjal dan meminimalkan toksisitas (racun) pada ginjal,” ungkapnya.
Diet yang paling baik yaitu dengan melakukan diet rendah protein. Diet rendah protein ini sangat penting dijalani oleh pasien dengan ginjal kronik. Tujuannya adalah untuk mempertahankan sisa-sisa dari fungsi ginjal tidak semakin memburuk.
“Makanan yang mengandung protein tinggi malah memperberat kerja dari ginjal yang masih tersisa sehingga kerja dari ginjal yang sudah tidak normal tadi akan semakin besar dan memperburuk ginjal tersebut pada akhirnya,” jelasnya.
Untuk diet rendah protein bisa dengan menghitung jumlah protein yang dikonsumsi. Ideelnya protein dikonsumsi sebanyak 0,6 sampai 0,75 gram /kg disesuaikan dengan berat badan.
“Bagi asupan kalori yaitu sebesar 35 kalori/kg per berat badan. ditujukan pada usia kurang dari 60 tahun. Untuk umur di atas 60 tahun maka jumlah kalorinya yaitu 30-35 kalori/kg,” tuturnya.
Pengurangan konsumsi makanan tinggi fosfor seperti kembang tahu, lalu membatasi makanan tinggi kalium seperti bayam dan daun pepaya, kembang kol dan melon, ditujukan agar ginjal tadi tidak semakin buruk.
“Bahan yang harus dihindari juga yaitu natrium dimana natrium ini bekerja sama dengan kalium untuk mengatur tekanan darah. Terlalu banyak makanan natrium malah menyebabkan terlalu sering minum, sebab seharusnya cairan pada tubuh harus dibatasi,” katanya.
Setelah mengetahui apa saja hal yang harus dihindari, ia mengatakan pada diet protein rendah juga ada beberapa yang harus diperhatikan, mulai dari proses diet yang harus terus diawasi oleh dokter /ahli gizi, dan apabila sering muntah dan mual maka kurangi asupan makanan yang terlalu banyak.
"Bisa dengan porsi yang lebih kecil, kemudian bila tidak mau makan, maka buatlah makanan yang semenarik mungkin agar tidak membosankan seperti dengan menambahkan bumbu dapur seperti daun salam dan laos serta jahe,” ucapnya.
Makanan yang memiliki kadar protein rendah yaitu makan kue lapis sagu, kolak ubi dan getuk singkong, madu dan puding, agar- agar dan kue sagu kelapa.
“Semua makanan tadi sangat baik untuk dikonsumsi para penderita ginjal, sebab kita ketahui pasti bahwa kadar protein di makanan tersebut sudah rendah,” pungkasnya.