Optimalkan Lahan Rawa, Sumsel Kembangkan Padi Apung untuk Ketahanan Pangan
teknologi padi apung ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengatasi kendala lahan rawa di Sumsel
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah mempersiapkan pengembangan teknologi pertanian inovatif berupa media apung.
Saat ini sedang dilakukan pemilihan varietas benih unggul untuk mengoptimalkan potensi lahan rawa yang selama ini belum maksimal dimanfaatkan.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Dr. Ir. H. R. Bambang Pramono, M.Si mengatakan, di Sumsel luas baku lahan sawah mencapai 519.482 hektare, di mana 73 persen di antaranya merupakan lahan rawa.
"Dengan teknologi padi apung ini diharapkan menjadi solusi efektif untuk mengatasi kendala lahan rawa yang tidak bisa ditanami saat musim hujan dan diharapkan dapat meningkatkan produksi padi di Sumsel," kata RBP sapaan R. Bambang Pramono saat panen padi apung bersama Bank Indonesia Sumsel di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, Sumsel memilih luas baku lahan sawah 519.482 hektare, namun indeks pertanaman selama 5 tahun terakhir itu hanya 1,1.
Karena banyak lahan-lahan lebak. Nah, teknologi padi apung inilah salah satu upaya peningkatan indeks pertanamannya.
Dengan penerapan teknologi ini, indeks pertanaman di Sumsel diharapkan dapat meningkat hingga 1,5 atau naik sebesar 50 persen.
Peningkatan ini berpotensi menambah luas panen sekitar 1,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) yang signifikan bagi ketahanan pangan dan produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Saat ini, pengembangan varietas benih juga terus dilakukan dengan fokus pada varietas yang sudah terbukti produktif dan sesuai untuk lahan basah, seperti varietas Inpara.
Di lahan rawa terdapat 77 varietas yang tengah dikembangkan, sedangkan pada lahan padi apung ada 44 varietas.
"Pengembangan teknologi padi apung ini dimulai di lahan seluas 3 hektare. Rencananya pada tahun 2026, teknologi ini akan diperluas ke beberapa kabupaten di Sumsel seperti Banyuasin, OKI, Ogan Ilir (OI), Musi Banyuasin (Muba), serta Kota Palembang," katanya.
Menurutnya, dukungan dari berbagai institusi, termasuk Bank Indonesia, OJK, dan Badan Pusat Statistik, diharapkan dapat mempercepat pengembangan teknologi ini dan memberikan dampak positif bagi peningkatan produktivitas pertanian di Sumsel.
"Dengan optimasi lahan rawa melalui teknologi padi apung dan varietas unggul, Sumsel optimis dapat berkontribusi signifikan dalam kemajuan sektor pertanian di Indonesia," katanya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumsel Bambang Pramono mengatakan, salah satu komoditas penyebab inflasi yaitu beras, untuk itu padi menjadi penting.
"Pengembangan padi apung ini sangat sesuai dengan kekhasan daerah, di mana Sumsel cirinya adalah rawa. Kalau kemudian ini nanti berhasil bisa kita kembangkan, maka ini akan sangat membantu salah satu program pengendalian inflasi," katanya.
Kementan Apresiasi Inovasi Padi Apung, Sumsel Siap Dukung Swasembada Pangan Nasional |
![]() |
---|
Sosok Bambang Pramono Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Lama Tugas di Solo |
![]() |
---|
Profil Kecamatan Rambutan Banyuasin, Masuk Agenda Kunker Presiden Prabowo untuk Launching Padi Apung |
![]() |
---|
Mengenal Program Tanam Padi Apung di Banyuasin Sumsel, Presiden Prabowo Hadiri Launching Hari Ini |
![]() |
---|
Sumsel Memiliki Potensi Lahan Rawa Mineral Pasang Surut Lebak Seluas 2,01 Juta Hektare |
![]() |
---|