Berita Viral

Isi Pidato Dedi Mulyadi yang Disorot Sebut Rakyat Punya Sifat Koruptif Seperti Pejabat: Sama Buasnya

Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendadak jadi sorotan setelah viral isi pidatonya terkait rakyat memiliki karakter seperti pejabat suka korupsi.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
IG/pembasmi.kehaluan.reall
PIDATO KDM DISOROT- Gubenur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendadak jadi sorotan setelah viral isi pidatonya terkait rakyat memiliki karakter seperti pejabat suka korupsi di acara Seminar dan Expo Hilirisasi Agroforestri Berbasis Sukun di Bale Sawala, Universitas Padjadjaran Sumedang, Jumat (22/8/2025). 

"Rakyat juga punya karakter itu, karakter serakah," tegasnya.

KDM menceritakan kembali pengalamannya saat memberikan fasilitas gratis untuk rakyat kecil yang justru disalahgunakan untuk keuntungan pribadi.

"Jadi sifat koruptif, sifat nepotisme, bukan hanya milik politisi kaya saya Dedi Mulyadi, tetapi juga rakyat memiliki karakter itu," kata Dedi.

"Inget loh kemalasan hari ini juga terjadi pada rakyat kita," sambungnya.

Unggahan itu pun memantik perdebatan dari warganet. Tak sedikit yang menyatakan setuju dengan pernyataan Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi Meluruskan

Pernyataan tersebut kemudian viral dan menuai beragam komentar dari netizen. 

Ada yang menyesalkan, tetapi banyak pula yang mendukung dan membenarkan pernyataan tersebut. 

Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Senin (25/8/2025), kemudian menjelaskan maksud pernyataan tersebut. 

Ia mengatakan bahwa baik masyarakat maupun peimpin sama-sama punya potensi koruptif dan serakah.  

Menurutnya, sifat serakah dan potensi koruptif itu merupakan bagian dari fitrah manusia yang ada pada setiap orang, bukan hanya pejabat atau politisi. 

"Sama, ya sama, saya kan punya pengalaman. Dikasih kios satu, ingin adiknya masuk, pengen saudaranya masuk, ingin menguasai seluruh kios gratis. Kan ada pengalaman," kata Dedi saat menjelaskan latar belakang pernyataannya. 

Ia mencontohkan pengalamannya di kampung maupun saat menjabat di Purwakarta. 

Ada warga yang diberi fasilitas tempat usaha secara gratis, tetapi justru disewakan kepada orang lain dengan harga tinggi.  

"Pengalaman saya dulu di Pasar Rebo Purwakarta. Video YouTube-nya ada, lapak disewakan Rp 11 juta, padahal itu gratis disediakan bagi pedagang," ungkapnya. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved