Seputar Islam

Arti Al Muminul Qawiyyu Khairun Ahabbu Ilallah, Makna Hadis Mukmin yang Kuat Lebih Dicintai Allah

Yang dimaksud dengan kuatnya iman di sini adalah seseorang mampu melaksanakan amal kebaikan yang diperintahkan dalam Alquran dan hadits. 

|
Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUN SUMSEL
ARTI HADITS -- Kaligrafi nama Nabi Muhammad SAW, berikut arti Al Muminul Qawiyyu Khairun Ahabbu Ilallah, Makna Hadis Mukmin yang Kuat Lebih Dicintai Allah. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Lafal Almuminul qawiyyu khairun wa ahabbu ilallahi adalah bacaan hadits tentang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah. 

Berikut bunyi hadits selengkapnya, serta penjelasan makna yang terkandung dalam hadits tersebut.\

Simak juga artikel-artikel lainnya Seputar Islam di sini.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Arab latin:
"Al-mu'minu al-qawiyyu khayrun wa ahabbu ilallahi minal-mu'mini al-da'ifi wa fii kullin khayr. IHrish 'ala ma yanfa'uka wa sta'in billahi wa laa ta'jiz. Wa in ashabaka shay'un falaa taqul lau annî fa'altu kaana kadza wa kadza. Wa laakin qul qadarullahi wa ma sha'a fa'ala. Fa-inna lau taftahu 'amalash shaythani." (HR Muslim)

Artinya:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.  Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ 

Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)

[Muslim: 47-Kitab Al Qodar, An Nawawi –rahimahullah- membawakan hadits ini dalam Bab “Iman dan Tunduk pada Takdir”]

 
Dikutip dari laman rumaysho.com, hadits ini memiliki 3 hikmah dan makna yang besar, di antaranya:

  •  Mukmin yang Kuat Lebih Baik daripada Mukmin yang Lemah

Mukimin yang kuat di sini bukanlah yang dimaksudkan adalah mukmin yang kekar badannya, perkasa dan sehat. Semacam ini yang sering dipahami sebagian orang tatkala mendengar hadits ini.

Yang dimaksud dengan mukmin yang kuat di sini adalah mukmin yang kuat imannya.  Kita dapat saja menyebut seorang itu kuat, maksudnya adalah dia perkasa dengan kejantanannya. Begitu pula kita dapat menyebut kuat dalam masalah iman.

Yang dimaksud dengan kuatnya iman di sini adalah seseorang mampu melaksanakan amal kebaikan yang diperintahkan dalam Alquran dan hadits.  

Sedangkan seorang mukmin yang lemah imannya kadangkala tidak melaksanakan kewajiban dan enggan meninggalkan yang haram. Orang seperti inilah yang memiliki kekurangan.

Lalu yang dimaksudkan bahwa orang mukmin yang kuat itu lebih baik daripada yang lemah adalah orang mukmin yang kuat imannya lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah imannya.

  •  Mukmin yang lemah tetap ada kebaikannya
Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved