Pembunuhan Wanita di Purwakarta
Sahroni Murka Kabar Polisi Tak Tanggap Ancaman Pembunuhan di Purwakarta, Ini Kelalaian Fatal
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mendesak Kapolda Jawa Barat segera mencopot bahkan memecat aparat kepolisian yan
TRIBUNSUMSEL.COM -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni mendesak Kapolda Jawa Barat segera mencopot bahkan memecat aparat kepolisian yang diduga mengabaikan laporan ancaman pembunuhan terhadap Dea Permata Karisma (27) sebelum korban ditemukan tewas.
Apabila laporan benar disampaikan ke Polsek Jatiluhur namun tidak ditindaklanjuti, Ahmad Sahroni menyebut hal tersebut sebagai kelalaian fatal.
“Kalau sampai korban betulan sudah sempat melapor ke Polsek Jatiluhur namun tidak ada tindakan sama sekali, ini jelas kelalaian yang sangat fatal,"kata Sahroni melansir dari Tribunjabar.com, Kamis (14/8/2025).
Sahroni meminta Kapolda Jabar untuk mencopot oknum tersebut.
"Maka jika benar, saya minta Pak Kapolda Jabar segera mencopot, bahkan kalau perlu memecat komandan di Polsek yang menerima laporan tersebut. Nyawa manusia tidak bisa dipertaruhkan hanya karena aparat tidak peka atau lambat merespons,” tambahnya.

Meski begitu, Sahroni juga menegaskan evaluasi tidak boleh berhenti di tingkat Polsek.
Dia meminta pimpinan di tingkat Polres Purwakarta yang membawahi wilayah tersebut turut diperiksa.
“Dan tingkatan di atasnya, yaitu Polres Purwakarta, juga harus diperiksa dan dievaluasi total. Agar kejadian ini menjadi perhatian semua Polda, bahwa jajaran di bawah harus punya sense of urgency terhadap laporan masyarakat, siapa pun orangnya dan apa pun jenis laporannya,"
"Mau itu soal ancaman pembunuhan, pemerasan, atau pelecehan, jangan pilih-pilih. Semua laporan harus disikapi serius dan cepat. Polisi ada untuk melindungi, bukan sekadar menerima berkas laporan,” ujar Sahroni.
Sebelumnya, Dea Permata Kharisma (27), warga Komplek Perumahan PJT II, Blok D, Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya pada Selasa (12/8/2025) siang.
Terungkap bahwa selama berbulan-bulan sebelum kematian, ia menerima teror dan ancaman pembunuhan melalui pesan WhatsApp.
Keluarga korban mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke Babinsa dan Polsek Jatiluhur, namun tidak mendapat tindak lanjuti.
Kasi Humas Polres Purwakarta, AKP Enjang Sukandi, mengklarifikasi kabar laporan korban ke Polsek Jatiluhur tak ditangani.
AKP Enjang Sukandi menyebutkan bahwa pihak kepolisian sudah bergerak cepat atas informasi ancaman yang dialami oleh Dea Permata Kharisma.
Kepolisian setempat kini tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap motif di balik kejadian tragis ini.
Enjang menjelaskan bahwa korban pertama kali menyampaikan masalah ancaman tersebut kepada anggota Bhabinkamtibmas saat berada di sebuah acara bersama suaminya.
"Jadi bukan membuat laporan, tapi suami korban sempat konsultasi ke Pak Babin pada bulan Juli 2025 kemarin. Dia bertanya soal ancaman yang diterimanya, dan dari situ mulai ditindaklanjuti," kata Enjang saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, korban saat itu belum membuat laporan polisi secara resmi karena masih mengumpulkan bukti, salah satunya berupa tangkapan layar ancaman yang dikirimkan melalui WhatsApp.
"Laporan resmi memang belum dibuat saat itu, karena polisi perlu bukti. Kalau ancamannya sudah ada dan bisa ditunjukkan, baru bisa diproses," katanya.
Namun pernyataan ini sedikit berbeda dengan apa yang diungkapkan ibu korban, Yuli Ismawati (55).
Ia mengaku bahwa putrinya sudah lebih dulu melaporkan ancaman teror yang dialaminya ke pihak kepolisian, namun tidak mendapat tindak lanjut.
Yuli mengatakan bahwa sang anak sempat bercerita bahwa ada nomer asing yang melakukan ancaman pembunuhan melalui WhatsApp.
"Sudah kami laporkan ke Babinsa, bahkan sampai ke Polsek Jatiluhur. Tapi engga ada yang datang," kata Yuli.
(*)
Motif Brutal Pembunuhan Dea di Purwakarta Akhirnya Terungkap, Ade Sang ART Sakit Hati dan Emosi |
![]() |
---|
Sosok Fery Riyana, Suami Dea Permata Karisma yang Tewas Dibunuh ART di Purwakarta, Kerja di PJT |
![]() |
---|
Chat Terakhir Dea ke Suami Sebelum Dibunuh ART di Purwakarta Dikuak, Beli Makan Siang Bareng Pelaku |
![]() |
---|
Sandiwara Ade Mulyana Sebelum Membunuh Dea Permata di Purwakarta, Pesan Selingkuh Hingga Orang Asing |
![]() |
---|
Bak Firasat, Pamit Terakhir Dea ke Suami Beli Makan Siang Bersama Ade, Ternyata Dibunuh Sang ART |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.